Makin jarang nulis blog ternyata karena satu kesulitan: Bebe nggak sulit lagi hahahaha HOW IRONIC. Seumur hidup Bebe, blog ini jadi tempat ngeluh parentingku. Dan ketika parentingnya udah nggak sulit lagi, jadi nggak pengen ngeluh lagi, jadi nggak pengen nulis lagi lol.
Pun semakin besar, semakin hati-hati untuk cerita tentang Bebe karena dia udah ngerti privasi. Udah tahu rahasia. Udah bisa memutuskan mana yang boleh diceritakan mana yang nggak. Mau itu di Twitter, di IG story, pun di sini. Cerita yang satu ini, saya pake adegan minta izin dulu. “Boleh nggak ibu cerita ini ke orang-orang?” Dia bilang boleh, so here we go!
*
Bebe adalah anak yang nggak ditutup matanya saat kissing scene karena kenapa harus ditutup? Kamunya aja kali yang nggak bisa jelasin ke anak kenapa mereka ciuman lol. Padahal itu bisa jadi sarana sex education lho, siapa yang boleh ciuman, siapa yang nggak boleh, dll.
terkejut karena bahas Aladdin sama ibu-ibu, pertanyaannya pertama adalah: ada kissing scenenya nggak?
— Annisa Steviani (@annisast) May 26, 2019
sebanyak itu yang nanya 🙃🙂
Boleh sih boleh, nggak dilarang, nggak ditutup matanya tapi Bebe jijik sama adegan ciuman HAHAHAHA. EW SO GROSS! Katanya berulang-ulang. Bebe kan anaknya jijikan ya. Karena SPD juga sih (baca ceritanya di sini), dia super jijik sama segala sesuatu termasuk ludahnya sendiri. Apalagi bahas kissing scene :))))
Jadi kalau misal kami lagi main-main gitu terus dia nggak sengaja ngeces gitu wah udalah nggak bakal mau dia suruh lap, yang ngeces siapa yang jijik siapa. Pernah netes ke tangan saya terus saya lap ke baju dia terus dia menangysss saking jijiknya :))))
Dia juga nggak pernah mau tuh sharing gelas sama orang lain. Apalagi sharing sedotan atau sendok. Bahkan sama ibu dan appa pun jijiknya sama. Ya udah baguslah mengurangi penularan penyakit hahahahaha.
Ditambah konsep marriage itu buat dia aneh karena “aku maunya sama ibu terus foreveerrrr!” dan “why is everyone getting married?” karena kalau di akhir fairy tale klasik kan they got married and lived happily ever after gitu.
Pernah juga dia nonton Over The Moon sama JG di Netflix terus pas cerita ke saya tuh bilangnya gini:
“So there is a girl, and the father. And then the mother died and the father meet another adult and it’s so blah”
“What’s so blah? Are you sure it’s a person? Or is it a cockroach or something?”
“No it’s a person, an adult I said ibu, a woman, but it’s blaahhhh”
“How could people be so blah?”
“It’s a blah because the father and the woman … KEY AI ES ES”
NGAKAK LOL MAAP BE. K I S S katanya, bahkan ngomongnya aja dia jijik HAHA.
Kemudian suatu hari dia denger lagu Sherina “Andai Aku Besar” dan terjadilah percakapan ini:
Dengerin lagu Sherina “Andai Aku Besar Nanti”.
— Annisa Steviani (@annisast) October 29, 2020
👶🏻: “Kenapa dia mau cepat jadi besar?”
👩🏻: “Emang kamu nggak mau cepat besar?”
👶🏻: “Nggak ah nanti kakinya panjang kaya appa, susah aku kalau mau sembunyi di bawah meja”
Siap, bosss!
Nah tapi ini kejadiannya tuh di meja makan, tanpa pikir panjang. Jadi dia jawab begitu. Ternyata di suatu malam, jawabannya beda lebih dalem :’) Kalau malem-malem kan mellow gitu ya, gelap, fokus anak cuma sama obrolan aja, entah lagi ngomongin apa, nyampe lagi tuh ke percakapan marriage sampai nangis :))))
“I don’t wanna be an adult”
“Why?”
“Because then you’ll be so big, and then you cannot go under the table, and then you can’t huaaaa” *NANGES*
Lalu saya peluk. Sambil nangis bilang gini:
“I don’t want to be an adult because I don’t want to start my own life” *MASIH MENANGES*
H A H G I M A N A . . .
Saya tanya lagi tuh, apa maksudnya start your own life? Kan sekarang juga sudah hidup? Katanya bukan, bukan hidup jadi anak-anak tapi jadi orang dewasa, keluar dari rumah, kerja, menikah, dia nggak mau.
Emang dari dulu kalau lagi cerita dulu ibu dan appa gimana sebelum Bebe lahir, Bebe juga kaya nggak paham kenapa kami harus keluar dari rumah dan pindah ke Jakarta? Kenapa emang suatu hari anak itu harus lepas dari ibu? Kenapa harus telepon ibu setiap hari (kaya JG nelepon mamanya setiap hari) kan bisa serumah aja :)))
Itu yang paling bikin dia bingung. Kenapa emang harus ketemu orang baru dan lalu jadi satu rumah? Ya emang belum ngerti aja di umur 6 tahun kali ya. Tapi ternyata dia mikirin banget hahahaha. Sumpah overthinking kaya siapa sih LOL.
Akhirnya saya puk-pukin dan bilang kalau nggak ada yang suruh dia cepat besar, nggak akan ada yang akan paksa dia cepat menikah atau keluar dari rumah.
Lalu saya merenung.
Dulu, saya pengen cepet-cepet jadi orang besar itu kenapa? Saya nggak sabar pengen punya uang sendiri (asli dari SMP-SMA gitu udah ngayal nanti kerja mau pake baju apa, kerja di tempat kaya apa, kalau gajian uangnya mau buat apa, dll), pengen keluar dari rumah, pengen mandiri, pengen memutuskan semua keputusan hidup sendiri.
Kalian juga mungkin punya alasan yang beda lagi. Mungkin ada juga yang seumur hidup selalu diremehkan orangtua dengan “halah anak kecil diem aja” atau “anak kecil tau apa sih nurut ajalah!” gitu ya udah pastilah jadinya pengen cepet-cepet besar biar punya kendali atas hidup. Atau mungkin ortu zaman dulu sering bilang “hidup di rumah ini, ikut aturan di rumah ini” tanpa berdiskusi apakah anak sepakat dengan aturannya? Apakah aturan itu dibuat bersama atau hanya dibuat ortu belaka?
Tapi coba kalau jadi Bebe?
Sekarang hidupnya semua dikasih pilihan, semua bebas pilih, semua konsekuensi dan peraturan didiskusikan, ditanyai pendapatnya akan semua hal, pendapatnya selalu dianggap penting, tidak pernah dihukum dan diajari tanggung jawab, wajar jadinya kalau dia mikir: Ngapain harus jadi orang dewasa dan hidup mandiri? HUHU.
Karena buktinya kita aja (SAYA KALI AH) dulu ala-ala banget pengen cepet jadi besar, mau nikah muda karena kepengaruh Hollywood series (BLAH), mau ini itu pas udah besar, pas udah besar KOKKK BEGINI HAHAHA. Enakan jadi anak-anak.
Jadi Be, dan anak-anak lain di luar sana, enjoy your childhood! Kamu benar, nggak perlu ingin buru-buru besar, pelan-pelan aja biar nggak kesasar. Biar ketika nyampe saatnya, kamu udah tau apa yang kamu inginkan dan kamu tidak inginkan.
WE LOVE YOU!
PS: Beberapa hari kemudian kami main tenda-tendaan pakai selimut. Selimutnya mayan tebel tanpa ada bolongan gitu karena dia maunya gelap. PANAS DONG YAH PENGAP. Saya bilang “I give upppp please give me some oxygennnn!” sambil keluar dari selimut. Jawaban Bebe adalah “See that ibu, being a grown up is not cool, you need more oxygen because you’re bigger than me. I wanna be kids forever!” LOL OKEDEH BEBAS TERSERAH KAMU AJA :))))
-ast-