Saya cerita dari awal yaaa. Karena ini penting jadi harus ditulis di blog biar cari dan baca ulangnya gampang.
Berawal dari kacamata saya yang udah kerasa kurang enak. Memang terakhir ganti 2 tahun lalu sih, dan kenaikan minus saya juga udah lambat sekali. Tapi seperti biasa yaaa, kalau urusan dokter tapi nggak urgent jadinya kan dinanti-nanti aja.
Sampai untuk pertama kalinya kami makan di kaki lima. Iyaaa, lima tahun sama Bebe, baru pertama kali makan di kaki lima sama Bebe. Bukan sombong tapi lelah banget di kaki lima itu banyak orang ngerokok jadi kami sebisa mungkin menghindar. Kalau berdua JG sih masih bener makan di kaki lima. BU VESTI BARITO FTW! LOL
Nah, si Bebe jadinya excited banget tuh. Oiya btw kami makan di Roti Bakar Eddy yang memang banyak banget tukang jualannya.
Dia bacain satu-satu nama makanan yang dijual sampai semua udah dia baca. Saya dan JG lihat sekeliling dan lihat sebuah tulisan “toilet”. Kecil sih tulisannya, setengah A4 dengan spidol biasa. Jaraknya paling 10 meter tapi Bebe keliatan bingung, dia nggak bisa baca! Tapi kami yang jelas sudah dibantu kacamata kan bisa!
Dia sampai “Apaan sih? Mana sih?” dan mendekat ke arah tulisan itu lalu dengan santainya baca lalu melengos “OH TOILET”. Saya dan JG liat-liatan lalu ok detik itu juga bikin janji ke dokter mata zzz.
Dapet reservasi hari Sabtu, eh last minute dokternya cancel. Saya reschedule jadi hari Senin malam. Kami ketemu dengan dr. Mario Ricardo Papilaya, Sp.M karena cuma beliau dokter mata yang praktik di RS Siloam Asri.
Awalnya saya dulu yang diperiksa. Ternyata yang minusnya naik mata kanan doang, naik setengah. Ya udalah yaaa. Ngobrol-ngobrol soal lasik karena saya udah pengen banget lasik tapi lagi nabung dulu. DOAKAN, GENGS!
Setelah itu Bebe yang diperiksa. Awalnya pakai komputer dan agak susah karena dia gerak-gerak terus. Saya pangku, pegang kepalanya, baru berhasil. Di sini dokternya udah bilang “wahhh ini sih genetik ini, turunan ibunya”.
Saya nervous lol. Takut jreng-jreng minus 3 kan nangessss. :(
Lalu Bebe diperiksa manual pakai kacamata yang kaya robot itu. Pertama pake dia kaya takutttt banget, nggak mau jawab dong. MEMBISU PEMIRSAAHHHH. Saya pegang tangannya lalu bilang “salah juga nggak apa-apa kok, nggak perlu dibaca kok, sebut hurufnya aja”. Dia lalu pegang tangan saya kenceng banget dan sebut hurufnya satu-satu.
Setiap dia salah sebut huruf saya kaya: AAAAKKK SEMAKIN DEKAT MENUJU KACAMATAAAAA!
Tapi di depan Bebe stay cool dong yah. Dokternya juga puja-pujinya persis ibu dan appa banget. Kalau salah tapi minor kaya V atau Y gitu “aahhh nggak apa-apalah salah satu” atau “ya bolehlahhh” gitu. Plus ibu puja-puji “WEH BENER! IH JAGOAN!” GITU TEROSSS. Sampai akhirnya dia lebih santai dan bisa ditanya dengan lebih nyaman.
(Btw dokternya bener nebak nama si Bebe dari Coldplay’s Mylo Xyloto dan suka nonton Ryan serta menganggap mommy Ryan annoying sumpah ngakak karena saya sering banget mengeluhkan betapa annoyingnya mommy Ryan ke JG LOL)
Setelah ganti lensa beberapa kali, Bebe bilang paling nyaman pake lensa kiri 1,25 dan kanan 1. Yesss, kiri -1.25 dan kanan -1. Tapi diresepin kacamatanya kanan kiri -1. PASTI KEBANYAKAN MAIN GADGET YA? *julid lol*
Ini saya jawab pertanyaan yang saya tanyakan ke dokternya kemarin ya!
Apa penyebab mata minus pada anak-anak?
*wow pertanyaan wawancara, mbaknya wartawan ya lol*
Ya genetik. Kata dokternya, genetik itu faktor risiko paling besar anak akan punya mata minus/plus/silindris. Katanya kalau secara genetis baik, mau baca sambil gelap atau tiduran pun nggak akan bikin mata minus karena mata yang sehat bisa menyesuaikan cahaya atau posisi tubuh. Wah, menarik ya!
Pantesaaannn dulu pas SD ada temen-temen saya yang sengaja nonton TV deket, baca dalam gelap, saking pengen pake kacamata tapi matanya tak kunjung minus. It’s a matter of luck aja ternyata. HUH. Kalau ayah ibunya nggak minus ya nggak minus. Lebih sulit minus lah paling nggak.
Genetis itu gimana sih? Apanya yang diturunkan?
Yang dimaksud genetis di sini ternyata bentuk dan ukuran mata. Baru tau banget! Jadi bola mata saya dan Bebe ukurannya lebih besar dari orang yang matanya tidak minus sehingga ya cahaya jatuhnya nggak sempurna. Saya juga tadi denger pengalaman followers di Instagram yang anaknya minus 4 di umur 3 tahun karena bawaan lahir bola matanya nggak bulet sempurna tapi cenderung lonjong.
Ada juga yang lazy eyes sehingga matanya juling. Jadi orang-orang yang matanya juling itu bisa jadi karena lazy eyes sehingga mata yang baik akan dipakai terus sementara mata yang “malas” malah jadi tidak terlatih untuk melihat dengan tepat. Jadinya sipit sebelah atau juling dan harus diterapi.
*HOLA HELO kalau kalian dokter spesialis mata dan merasa penjelasan ini aneh tolong kasih tahu yang benernya ya. Kemarin saya nggak niat nulis soalnya jadi takut penjelasannya salah. Biasanya kalau niat nulis omongan dokternya sambil saya transkrip haha.*
Apa harus pakai kacamata?
Sebaiknya pakai biar pertumbuhan syaraf matanya tetap sesuai perkembangan. Kalau nggak pake, anak nggak akan tahu cara melihat objek dengan jelas dan akan menganggap objek blur sebagai sesuatu yang wajar.
Jadi sebaiknya pakai aja terutama saat melakukan sesuatu dengan dekat seperti nonton, baca, atau tulis. Naturally, anak biasanya malah mau pake kacamata terus kalau udah tahu pakai kacamata bisa bikin penglihatan jadi lebih nyaman.
Apa tesnya akurat? Umur berapa bisa tes mata?
Kalau untuk seumuran Bebe yang udah bisa baca, periksa di spesialis mata seharusnya akurat sih. Yang susah kalau anaknya belum bisa baca, itu periksanya harus di dokter mata pediatrik alias dokter spesialis mata subspesialis anak. Mereka akan punya alat khusus, nggak dites pake huruf gituuu. Mulai bisa dites di umur 3 tahun kok. Jadi lewat 3 tahun selama belum bisa baca, cari dokter spesialis mata anak, kalau udah bisa baca bisa ke spesialis mata umum.
Saya jadi terinspirasi pengen ke dokter mata anak untuk bisa lebih spesifik aja sih. Kepo banget pengen tau alat untuk tes mata anak gimana. Minggu ini deh semoga bisa ke dokter spesialis mata anak.
Seberapa sering sih harus periksa mata?
Enam bulan sekali sampai setahun sekali. Tergantung kondisi anaknya juga, kalau 6 bulan udah ngeluh nggak enak ya nggak apa-apa ke dokter mata lagi. Tapi setahun sekali mending diperiksain aja biar yakin.
Ok moving on to my feeling *HALAH*. Sedih nggak Bebe harus pakai kacamata?
Saya nggak kaget-kaget amat sih denger ini, sedih juga nggak terlalu ya. Karena merasa ya udah sih genetis mau apa juga. Saya sendiri pakai kacamata di umur 10 (apa 11 tahun, pokoknya masih SD) dan itu baru ketauan langsung minus 2,5. :))))
Bebe sekarang umur 5 tahun minus 1, dulu saya umur 10 tahun minus 2,5 kan jadinya ya merasa ini sebuah kewajaran aja. Mungkin saya juga kalau periksa matanya di umur 5 tahun, minusnya akan sudah 1 juga kaya Bebe. Saya tanya JG “kamu sedih nggak?” dia jawab “nggak lah”.
Oh baik. Saya juga jadi nggak merasa harus sedih atau kasian.
Tapi kalau JG sedih mungkin saya jadi ngerasa bersalah ahahahahaha. Untunglah tidak. Mungkin juga karena Bebe juga anaknya cenderung kalem dan nggak clumsy ya jadi sayanya nggak khawatir berlebihan. Dia pasti akan baik-baik aja meski harus pakai kacamata.
Si Bebe juga malah happy dong ya ampun bocyaahhhh. Dia senang sekali karena dia merasa tidak left out lagi dan bisa kompakan pakai kacamata bersama kami bertiga.
Dan terima kasih yang udah message banyak banget di Instagram. Yang cerita kalau anak/ponakan/sodara mereka juga masih kecil udah pakai kacamata dengan berbagai kondisi. Saya jadi ngerasa ada temennya. Jadi pengingat untuk diri sendiri biar nggak judgmental pada anak yang pakai kacamata karena monmaap nih si Bebe nonton weekend doang juga kalau minus mah minus aja.
Jadi demikian pengalaman periksa mata anak bersama Bebe.
Part 2 tentang ke dokter mata anak.
Part 3 tentang minus matanya naik banyak dalam 4 bulan. :(
-ast-
wah wah, jd khawatir, soalnya aku minusnya gede bgt ini, gak pake kacamata sejak 3thn lalu karena mls bgt kacamata rusak mulu. Mana klo beli gk mw yg murah, zzz. Klo suami matanya memang sehat, ngadep laptop berjam2 gk minus2 aja. Kyknya hrs periksain anak2 ini tktnya nurun dr aku
ReplyDeleteWah ternyata kalau anak belum bisa baca itu bisa jadi terkena masalah mata ya
ReplyDeleteWah fix deh anakku udah pasti kacamataan juga, mana papa mamanya juga kacamataan, apalagi aku sendiri juga turunan dari keluarga. Kalo suatu hari ketahuan anakku minus, aku pun pasti juga woles, kayaknya aku pun umur 8 tahun udah kacamataan. Yang penting dijaga aja supaya nggak cepat naik, ya.
ReplyDelete