Mau nulis ini nggak jadi-jadi karena bingung sih mau nulis dari mana. Rasanya udah lamaaaa banget soundingnya sampai akhirnya sunat dan alhamdulillah nggak drama ternyata.
Saya coba susun dari awal banget ya. Dari sounding, hari H, sampai pasca sunat. So far, nggak ada drama berarti sih. Jerit-jerit cuma 2 kali pipis pertama doang. Jadi nggak banyak adegan takut pipis atau histeris disalepin.
🎙 Sounding 🎙
Sounding ini menurut saya part terpenting. Gimana kalian mendefinisikan sunat pada anak? Kalau saya bilangnya mau tidak mau, cepat atau lambat, semua laki-laki akan sunat. Bisa waktu bayi, bisa nanti waktu sebesar appa. Semua pasti akan sunat karena sunat lebih sehat. Boleh aja nggak sunat tapi ada risiko sakit. Sounding semacam itu sudah dimulai sejak dia umur 4 tahun.
Hati-hati pada definisi berani dan takut karena ini penting sekali.
Kalimat yang saya hindari jelang sunat:
“Harus berani sunat lah kamu kan udah besar!” —> berpotensi anak mempertanyakan dirinya sendiri memang kenapa kalau aku takut? LHA PADAHAL EMANG NAKUTIN KAN.
“Nggak kok nggak takut, digunting dikit doang” —> INI JELAS BOHONG.
“Sakit sedikit aja pasti beranilahhh” —> Ini bohong dan meremehkan.
GET EFFING REAL.
Yang saya bilang kalimat netral empatik sambil berpelukan semacam:
“Iya sunat emang takut ya, masa penisnya digunting sih. Tapi tenang aja, sama dokter dibius kok, aku temenin kok. Mau menangis juga boleh aja”
“It’s ok to be scared, Xylo. It’s normal because if we think about it, sunat is a really scary thing. But if you’re scared and do it anyway, you’re actually really really brave”
“Xylo kamu ingat waktu kamu mau ketemu Buzz dan Woody di Meet & Greet Toy Story? Kamu merasa kamu takut, kamu takut sekali sampai pegang kakiku terus. Tapi kamu tetap naik panggung, tandanya kamu berani. Kalau kamu takut, kamu akan kabur dan tidak jadi naik panggung. Tapi kamu tetap naik, kamu anak pemberani sekali lho!” (Xylo takut badut-badutan dan karakter apapun btw)
“Takut itu normal, Xylo. Aku takut, appa takut, semua orang takut lah kalau harus digunting badannya hiii serem memang. Kita boleh takut tapi tetap harus dijalani juga. Ditemenin kok!”
GIMANA IBU NGGAK DIBILANG MARIO TEGUH SAMA APPA?
Dengan demikian dia tau kalau dia normal. Dia tahu kalau takut sunat itu nggak apa-apa dan semua orang merasakan hal yang sama.
🌞 Hari H 🌞
Yang terberat dari H adalah saya masih khawatir dia tes alergi. *TETEP* Jadi saya udah siapin 3 layer sogokan dengan berbagai pertimbangan. Sogokan ini harus benar-benar sesuatu yang dia suka dan nggak mungkin ditolak.
Plus, saya kan bukan tipe orangtua yang selalu kasih rewards ya. Berguna banget lho, karena jadinya sogokan saya yakin pasti berhasil. Gimana nggak berhasil sih orang hari-hari mau dia nangis berguling-guling gimana pun kalau saya bilang nggak ya maka nggak. Ini ditawarin langsung, ya pasti mau.
(Baca tentang rewards di sini: Bebe Anak Pemberani)
Tantangan:
- Tes alergi: Nggak terjadi.
- Pasang infus: Nggak terjadi karena dipasang setelah bius
- Puasa 6 jam: Tersogok satu Lego
- Cabut infus: Tersogok Nerf Spiderman yang dia pengenin banget
Bikin daftar tantangannya DAN pertimbangkan rewardsnya. Ini ngaruh banget untuk jaga mood anak. Soalnya bukan sekali dua kali dia minta pulang karena antara bosen nunggu dan takut aja sih, nervous gitu.
Yang juga harus dijaga adalah mood ibu dan semua yang nemenin. Saya ditemenin ibu saya kan, dan beliau sepaham banget soal definisi takut dan berani. Jadi nggak nakut-nakutin dan nggak ngeremehin juga. Murni nemenin, main, dan baca buku.
Saya juga bikin budget khusus dari dana darurat karena saya mau makan enak. SAYA HARUS MAKAN ENAK. Jadi dari sunat sampai seminggu setelahnya, saya make sure makan enak untuk jaga mood sama Bebe.
Pasca Sunat
“Sakit disunat dan berani itu beda, Xylo. Kamu boleh ngerasa sakit kok, sakit itu normal. Kamu tetap anak pemberani meskipun kamu sakit.”
Berulang-ulang saya bilang gitu untuk meyakinkan dia kalaupun dia merasakan sakit sekarang, dia nggak gagal kok jadi anak yang berani. Dia tetap berani karena sudah melewati proses sunat.
Kalimat yang saya hindari:
“Alah gini doang masa sakit”
“Udah dikit ajaaa sini ibu salepin”
“Pipis aja masa nangis sih!”
Goals di momen pasca sunat ini adalah:
- Pipis tanpa drama
- Salep tanpa drama
- Minum obat tanpa drama (Bebe bukan tipe yang susah minum obat jadi yang ini nggak akan dibahas)
- Meyakinkan dia kalau darah kering itu wajar
Ok flashback ke momen dia pulang dari rumah sakit.
Keluar dari ruang operasi itu Bebe nggak kesakitan sama sekali. Dia sangat kalem dan santai aja gitu. Nangis merengek sedikit waktu dibuka infus, tapi kalem karena udah pegang Nerf. Saat suster jelasin cara minum obat, cara pake salep, dia merhatiin dengan seksama.
Turun dari mobil dia pake stroller naik lift apartemen karena nggak ada yang kuatlah gendong dia sampai atas. Turun dari stroller dia berdiri tegak, gagah berani, dan bilang “Ibu aku mau pipis. Ibu tau kan tadi susternya bilang apa? Aku tau! Abis pipis itu penisnya harus dibersihin pake tisu dibasahin”.
100% PERCAYA DIRI. Sampai celananya dibuka, dia liat penis dan sekitarnya lalu jerit sekeras yang dia bisa. HISTERIS. HAHAHAHAHAHAHA. Asli sih ngakak.
Jadi ya namanya abis operasi bersihin seadanya kan, penis dan sekitarnya banyak darah kering. Plus penisnya bengkak, merah pula ya paniklah dia. Keberanian pun sirna. Langsung takut pipis.
Akhirnya saya kasih penutup mata yang buat tidur lalu pipis sambil jongkok. Abis pipis saya ambil tisu dibasahin dan mulailah nangis kejer berair mata sampai penutup mata basah semua.
“NOOO, SO SCARY SCARY!”
*tarik napas* *buang napas*
Mulai mikir wah jangan-jangan emang sakit banget nih. Wah gimana nih seminggu ke depan pipis sesakit ini kasian banget. Wah gimana dong nggak sanggup kayanya berdua Bebe kalau JG kerja. Langsung mohon-mohon ke JG boleh nggak besok dia kerjanya pulang cepet blablabla. Intinya saya panik sampai ngetweet panik banget.
Besok paginya masih ada ibu saya, harus diceritain karena kalau ada ibu kan Bebe manja ya. Kalau ada nini, Bebe triple manja. Pagi-pagi dia pipis sama dramanya kaya semalem. Kata ibu, “harusnya pas nangis langsung salepin”. WOW TIDAK TEGA SUNGGUH. Jadi dia nangis saya cuma peluk aja.
Jam 12 ibu pulang ke Bandung. Jam 5 dia mau pipis lagi, masih drama nangis jejeritan lagi lalu … saya ikut nangis HAHAHAHAHAHA. Saya bilang sambil nangis “Xylo, aku tau kamu sakit, tapi ibu sedih sekali kalau seperti ini. Pipismu tetap harus dibersihkan dan dikasih salep biar cepat sembuh. Ibu sedih banget kalau Xylo tidak mau”. Lalu kami menangis berdua berpelukan di kamar mandi.
DRAMA MEMANG SEHARUSNYA DILAWAN DENGAN DRAMA. Setelah itu, saya bilang, “aku punya satu Lego lagi buat kamu, Lego helikopter (favoritnya Xylo), tapi kamu harus mau aku angkat ke kasur, aku waslap penisnya dan aku salepin”.
Dia pikir-pikir lalu setuju. Dengan mata tetap ditutup penutup mata, saya angkat ke kasur, saya suruh tiduran sambil bawa waslap yang udah dibasahin air + dettol. Lalu saya bersihin dan dia … diam. Ternyata nggak sakit dong! Ya udah sekalian saya bersihin sekeliling penisnya sampai semua darah bersih.
JADI DIA JEJERITAN KARENA KEPIKIRAN AJA TAKUT SAKIT PADAHAL NGGAK.
Setelah itu main Lego berdua sambil sounding bahwa semua obat sunat itu untuk melawan bakteri jahat. Kalau bakteri jahat ada di bekas luka, nanti jadinya infeksi dan lama sembuh. Salep melawan bakteri, antibiotik melawan bakteri, salep melawan bakteri, semua melawan bakteri jadi kamu juga harus ikut melawan bakteri jahat.
Plus malemnya dikompori JG sepulang dia dari kantor “ibu itu sayang banget lho sama kamu, ibu nggak mungkin bikin kamu sakit. Itu dilap dan disalepin biar cepet sembuh”.
YA POKOKNYA AKTING LAH. Untuk punya energi untuk berakting seperti itu monmaap ibu dan appa sampai beli Gulu-gulu 4 hari berturut-turut. -________-
Setelah itu less drama. Meringis doang tiap abis pipis tapi MAU cebok dan disalepin. Cuma ya gitu, sampai detik ini (hari ketujuh) tetep belum mau liat penisnya sendiri hahaha. Masih pake penutup mata tiap pipis. Udah mandi di hari kelima setelah darahnya udah keliatan kering semua (semua warnanya kehitaman, udah nggak ada yang merah lagi).
Karena udah nggak drama jadinya saya ambisius lah. Salep itu harusnya minimal dua kali sehari, saya salepin tiap dia pipis. Jadinya hari ketiga udah tidur tengkurep, udah lompat-lompat naik turun tangga seperti tidak habis sunat. Hari kelima udah kering semua, udah mandi, dan besok akan kembali ke daycare.
Pup juga pusing karena kalau pake potty seat dia biasa (dudukan toilet anak yang ditaro di atas kloset), penisnya akan kena potty seatnya. Akhirnya saya dudukin terbalik aja kaya kalau pipis di mall. Lalu saya pakaikan ikat pinggang, selipkan kertas tebel di ikat pinggang itu biar dia nggak bisa liat penisnya. Jadi kaya shield gitu. Karena masa pup sambil pake penutup mata sih.
Gitu aja sih. Melelahkan emang. Capek di dua hari pertama aja. Hari-hari berikutnya nggak capek cuma abis waktu karena dia pipis tutup mata, angkat ke kasur, lap, salepin gitu bisa 5-6 kali sehari.
Tapi thank God sudah berlalu. Makasih doanya ya semuanya!
Cerita dari Bebe sendiri aku rekam di Podcast. Bisa dengerin di Spotify di sini ya!
-ast-
Saya coba susun dari awal banget ya. Dari sounding, hari H, sampai pasca sunat. So far, nggak ada drama berarti sih. Jerit-jerit cuma 2 kali pipis pertama doang. Jadi nggak banyak adegan takut pipis atau histeris disalepin.
🎙 Sounding 🎙
Sounding ini menurut saya part terpenting. Gimana kalian mendefinisikan sunat pada anak? Kalau saya bilangnya mau tidak mau, cepat atau lambat, semua laki-laki akan sunat. Bisa waktu bayi, bisa nanti waktu sebesar appa. Semua pasti akan sunat karena sunat lebih sehat. Boleh aja nggak sunat tapi ada risiko sakit. Sounding semacam itu sudah dimulai sejak dia umur 4 tahun.
Hati-hati pada definisi berani dan takut karena ini penting sekali.
Kalimat yang saya hindari jelang sunat:
“Harus berani sunat lah kamu kan udah besar!” —> berpotensi anak mempertanyakan dirinya sendiri memang kenapa kalau aku takut? LHA PADAHAL EMANG NAKUTIN KAN.
“Nggak kok nggak takut, digunting dikit doang” —> INI JELAS BOHONG.
“Sakit sedikit aja pasti beranilahhh” —> Ini bohong dan meremehkan.
GET EFFING REAL.
Yang saya bilang kalimat netral empatik sambil berpelukan semacam:
“Iya sunat emang takut ya, masa penisnya digunting sih. Tapi tenang aja, sama dokter dibius kok, aku temenin kok. Mau menangis juga boleh aja”
“It’s ok to be scared, Xylo. It’s normal because if we think about it, sunat is a really scary thing. But if you’re scared and do it anyway, you’re actually really really brave”
“Xylo kamu ingat waktu kamu mau ketemu Buzz dan Woody di Meet & Greet Toy Story? Kamu merasa kamu takut, kamu takut sekali sampai pegang kakiku terus. Tapi kamu tetap naik panggung, tandanya kamu berani. Kalau kamu takut, kamu akan kabur dan tidak jadi naik panggung. Tapi kamu tetap naik, kamu anak pemberani sekali lho!” (Xylo takut badut-badutan dan karakter apapun btw)
“Takut itu normal, Xylo. Aku takut, appa takut, semua orang takut lah kalau harus digunting badannya hiii serem memang. Kita boleh takut tapi tetap harus dijalani juga. Ditemenin kok!”
GIMANA IBU NGGAK DIBILANG MARIO TEGUH SAMA APPA?
Dengan demikian dia tau kalau dia normal. Dia tahu kalau takut sunat itu nggak apa-apa dan semua orang merasakan hal yang sama.
Paginya bangun tidur begini aja ceria. Cuma masih ragu turun kasur sendiri. |
🌞 Hari H 🌞
Yang terberat dari H adalah saya masih khawatir dia tes alergi. *TETEP* Jadi saya udah siapin 3 layer sogokan dengan berbagai pertimbangan. Sogokan ini harus benar-benar sesuatu yang dia suka dan nggak mungkin ditolak.
Plus, saya kan bukan tipe orangtua yang selalu kasih rewards ya. Berguna banget lho, karena jadinya sogokan saya yakin pasti berhasil. Gimana nggak berhasil sih orang hari-hari mau dia nangis berguling-guling gimana pun kalau saya bilang nggak ya maka nggak. Ini ditawarin langsung, ya pasti mau.
(Baca tentang rewards di sini: Bebe Anak Pemberani)
Tantangan:
- Tes alergi: Nggak terjadi.
- Pasang infus: Nggak terjadi karena dipasang setelah bius
- Puasa 6 jam: Tersogok satu Lego
- Cabut infus: Tersogok Nerf Spiderman yang dia pengenin banget
Bikin daftar tantangannya DAN pertimbangkan rewardsnya. Ini ngaruh banget untuk jaga mood anak. Soalnya bukan sekali dua kali dia minta pulang karena antara bosen nunggu dan takut aja sih, nervous gitu.
Yang juga harus dijaga adalah mood ibu dan semua yang nemenin. Saya ditemenin ibu saya kan, dan beliau sepaham banget soal definisi takut dan berani. Jadi nggak nakut-nakutin dan nggak ngeremehin juga. Murni nemenin, main, dan baca buku.
Saya juga bikin budget khusus dari dana darurat karena saya mau makan enak. SAYA HARUS MAKAN ENAK. Jadi dari sunat sampai seminggu setelahnya, saya make sure makan enak untuk jaga mood sama Bebe.
Pasca Sunat
“Sakit disunat dan berani itu beda, Xylo. Kamu boleh ngerasa sakit kok, sakit itu normal. Kamu tetap anak pemberani meskipun kamu sakit.”
Berulang-ulang saya bilang gitu untuk meyakinkan dia kalaupun dia merasakan sakit sekarang, dia nggak gagal kok jadi anak yang berani. Dia tetap berani karena sudah melewati proses sunat.
Kalimat yang saya hindari:
“Alah gini doang masa sakit”
“Udah dikit ajaaa sini ibu salepin”
“Pipis aja masa nangis sih!”
Goals di momen pasca sunat ini adalah:
- Pipis tanpa drama
- Salep tanpa drama
- Minum obat tanpa drama (Bebe bukan tipe yang susah minum obat jadi yang ini nggak akan dibahas)
- Meyakinkan dia kalau darah kering itu wajar
Ok flashback ke momen dia pulang dari rumah sakit.
Keluar dari ruang operasi itu Bebe nggak kesakitan sama sekali. Dia sangat kalem dan santai aja gitu. Nangis merengek sedikit waktu dibuka infus, tapi kalem karena udah pegang Nerf. Saat suster jelasin cara minum obat, cara pake salep, dia merhatiin dengan seksama.
Turun dari mobil dia pake stroller naik lift apartemen karena nggak ada yang kuatlah gendong dia sampai atas. Turun dari stroller dia berdiri tegak, gagah berani, dan bilang “Ibu aku mau pipis. Ibu tau kan tadi susternya bilang apa? Aku tau! Abis pipis itu penisnya harus dibersihin pake tisu dibasahin”.
100% PERCAYA DIRI. Sampai celananya dibuka, dia liat penis dan sekitarnya lalu jerit sekeras yang dia bisa. HISTERIS. HAHAHAHAHAHAHA. Asli sih ngakak.
Jadi ya namanya abis operasi bersihin seadanya kan, penis dan sekitarnya banyak darah kering. Plus penisnya bengkak, merah pula ya paniklah dia. Keberanian pun sirna. Langsung takut pipis.
Akhirnya saya kasih penutup mata yang buat tidur lalu pipis sambil jongkok. Abis pipis saya ambil tisu dibasahin dan mulailah nangis kejer berair mata sampai penutup mata basah semua.
“NOOO, SO SCARY SCARY!”
*tarik napas* *buang napas*
Mulai mikir wah jangan-jangan emang sakit banget nih. Wah gimana nih seminggu ke depan pipis sesakit ini kasian banget. Wah gimana dong nggak sanggup kayanya berdua Bebe kalau JG kerja. Langsung mohon-mohon ke JG boleh nggak besok dia kerjanya pulang cepet blablabla. Intinya saya panik sampai ngetweet panik banget.
kecewa sama teknologi sunat 2019: APA NGGAK BISA DIBIKIN PAS CEBOK ITU NGGAK SAKIT?— Annisa Steviani (@annisast) June 27, 2019
Besok paginya masih ada ibu saya, harus diceritain karena kalau ada ibu kan Bebe manja ya. Kalau ada nini, Bebe triple manja. Pagi-pagi dia pipis sama dramanya kaya semalem. Kata ibu, “harusnya pas nangis langsung salepin”. WOW TIDAK TEGA SUNGGUH. Jadi dia nangis saya cuma peluk aja.
Jam 12 ibu pulang ke Bandung. Jam 5 dia mau pipis lagi, masih drama nangis jejeritan lagi lalu … saya ikut nangis HAHAHAHAHAHA. Saya bilang sambil nangis “Xylo, aku tau kamu sakit, tapi ibu sedih sekali kalau seperti ini. Pipismu tetap harus dibersihkan dan dikasih salep biar cepat sembuh. Ibu sedih banget kalau Xylo tidak mau”. Lalu kami menangis berdua berpelukan di kamar mandi.
DRAMA MEMANG SEHARUSNYA DILAWAN DENGAN DRAMA. Setelah itu, saya bilang, “aku punya satu Lego lagi buat kamu, Lego helikopter (favoritnya Xylo), tapi kamu harus mau aku angkat ke kasur, aku waslap penisnya dan aku salepin”.
Dia pikir-pikir lalu setuju. Dengan mata tetap ditutup penutup mata, saya angkat ke kasur, saya suruh tiduran sambil bawa waslap yang udah dibasahin air + dettol. Lalu saya bersihin dan dia … diam. Ternyata nggak sakit dong! Ya udah sekalian saya bersihin sekeliling penisnya sampai semua darah bersih.
JADI DIA JEJERITAN KARENA KEPIKIRAN AJA TAKUT SAKIT PADAHAL NGGAK.
Setelah itu main Lego berdua sambil sounding bahwa semua obat sunat itu untuk melawan bakteri jahat. Kalau bakteri jahat ada di bekas luka, nanti jadinya infeksi dan lama sembuh. Salep melawan bakteri, antibiotik melawan bakteri, salep melawan bakteri, semua melawan bakteri jadi kamu juga harus ikut melawan bakteri jahat.
Plus malemnya dikompori JG sepulang dia dari kantor “ibu itu sayang banget lho sama kamu, ibu nggak mungkin bikin kamu sakit. Itu dilap dan disalepin biar cepet sembuh”.
YA POKOKNYA AKTING LAH. Untuk punya energi untuk berakting seperti itu monmaap ibu dan appa sampai beli Gulu-gulu 4 hari berturut-turut. -________-
Setelah itu less drama. Meringis doang tiap abis pipis tapi MAU cebok dan disalepin. Cuma ya gitu, sampai detik ini (hari ketujuh) tetep belum mau liat penisnya sendiri hahaha. Masih pake penutup mata tiap pipis. Udah mandi di hari kelima setelah darahnya udah keliatan kering semua (semua warnanya kehitaman, udah nggak ada yang merah lagi).
Pup juga pusing karena kalau pake potty seat dia biasa (dudukan toilet anak yang ditaro di atas kloset), penisnya akan kena potty seatnya. Akhirnya saya dudukin terbalik aja kaya kalau pipis di mall. Lalu saya pakaikan ikat pinggang, selipkan kertas tebel di ikat pinggang itu biar dia nggak bisa liat penisnya. Jadi kaya shield gitu. Karena masa pup sambil pake penutup mata sih.
Gitu aja sih. Melelahkan emang. Capek di dua hari pertama aja. Hari-hari berikutnya nggak capek cuma abis waktu karena dia pipis tutup mata, angkat ke kasur, lap, salepin gitu bisa 5-6 kali sehari.
Tapi thank God sudah berlalu. Makasih doanya ya semuanya!
Cerita dari Bebe sendiri aku rekam di Podcast. Bisa dengerin di Spotify di sini ya!
-ast-
hai mb icha, aku baca blog mb icha dari kuliah sampai hari ini syudah bekerja aku, penasaran kalau mb icha punya anak perempuan akan bagaimana 😁 tp sepertinya Xylo entah akan punya dedek kapan 😆
ReplyDeleteKok akuh berkaca-kaca pas baca part sounding-nya T^T
ReplyDeleteAku bacanya ngos2an, smbl ngebayangin ribetnya. Krn pas anakku sunat yg handle suami
ReplyDeleteKa Icha huhuw bener2 ya part soundingnya the best banget
ReplyDeleteSudah umur berapa nih Mbak Xylo kok sudah sunat hehe. Berani ya dia :D
ReplyDeleteAku jadi jatuh cinta sama tulisan mba .
ReplyDelete