[SPONSORED POST]
Ngomongin jumlah anak, udah pada tau kan ya saya termasuk salah satu yang yakin benar hingga detik ini 98% cuma mau punya anak satu aja. Yang 2% disisain dikit lah siapa tahu tiba-tiba berubah pikiran kan. SIAPA TAHU LHO SOALNYA YA SATU AJA PUSING, MAKKK.
Pusing bayar daycare, pusing ngajarinnya, pusing ngelola emosinya, duh nggak kuat banget. Betapa memang diriku ini kurang keibuan jadi so far belum tertarik untuk nambah anak huhu.
Ditambah kemarin abis pulang liburan yang menjadi sebuah lesson learned banget bagi saya dan JG untuk urusan jumlah anak HAHAHA. Sebabnya, kami liburan ke Malaysia mengunjungi suami istri sahabat sejak zaman dulu yang emang sekarang tinggal di sana.
Pasangan ini anak pertamanya 6 bulan lebih tua dari Bebe. Anak keduanya cuma beda umur 18 bulan. Seru banget sebenernya karena seumuran semua jadi mainnya nyambung banget. Tontonannya sama, idolanya sama (Ryan Toys Review lah siapa lagi), mainannya serupa juga model topeng-topengnya Bebe gitu.
Lesson learnednya sebelah mana?
Pusing banget jalan-jalan bawa 3 anak cowok yang umurnya deketan HAHAHAHAHAHA. Kami ke Legoland pake mobil, road trip gitu ceritanya. Waw di mobil aja sungguh jadi sebuah cobaan karena ya pada NGGAK BISA DIEM AMAT SIHHHH.
Di Legoland, habis dengan ibu teriak-teriak karena pada kabur mulu takut ilang. Hari kedua (emang hobinya ngerepotin diri sendiri), kami ke Genting pake LRT dan bis, 1,5 jam perjalanan, 3 dewasa (suaminya temen saya kerja) dan 3 anak dengan 3 stroller.
Perasaannya gimana? MAU NANGIS, MALIH.
JG sampai bilang “Astagfirullah aku nggak kuat, kenapa gini-gini amat kalau anak banyak” HAHAHAHAHAHA.
Makan aja menjadi sebuah perjuangan, yang satu pesen nasi pengennya mie, yang satu makan mie nggak mau ayamnya terus ngambek, yang satu ditinggal dikit mienya dikobok pake tangan. Total jenderal dua mangkok kuah tumpah begitu saja dengan mie berserakan di lantai karena ya chaos banget sih sampai minta maaf berkali-kali sama mbak-mbak di restonya.
Untung suasana liburan eym jadi semua aman terkendali, bahagia dan tidak terjadi pertengkaran di antara orang dewasa. Biarlah anak-anak bertengkar, orang dewasa bagian ngetawain hidup aja lol.
via GIPHY
Jadi ya, sebuah pelajaran bahwa saya nggak dikasih cukup energi untuk anak berikutnya. Bersyukur banget dulu langsung pasang IUD waktu Bebe masih umur 2 bulanan. Karena wah jarak anak itu bener-bener harus diperhitungkan.
Konsep nambah anak ini termasuk perencanaan keluarga yang menurut aku sering diabaikan lho. Banyak banget pasangan yang malah lebih detail mikirin beli rumah di mana dibanding memikirkan jarak kelahiran anak APALAGI mikirin mau dididik seperti apa anaknya.
Kalau saya sih merencanakan keluarga sedetail itu memang. Dari diskusi soal kontrasepsi sampai detail anak akan dibesarkan dengan cara apa. Yes, saya dan JG punya list value yang diterapkan pada anak dan berusaha selalu konsisten untuk membesarkan anak di koridor itu.
Makanya jujur capek banget karena kami punya idealisme yang nggak mau dikompromi. Idealisme yang yakin banget bakal bubar kalau kemarin-kemarin nggak merencanakan soal jumlah anak. Ya susah lah idealis kalau anak pertama baru setahun sementara udah hamil anak kedua kan?
Karena sesering itu bilang nggak mau nambah anak, pertanyaan yang sering banget masuk via DM dan komentar adalah: PAKE KB APA, KAK?
Nahhh, urusan jenis kontrasepsi ini juga dulu saya blank banget loh. Kurang sosialisasi, apa saya aja yang kurang ngeh ya kalau alat kontrasepsi itu penting banget untuk ngatur jarak kelahiran anak.
Iya jarak kelahiran anak itu perlu diperhitungkan banget lho. Setelah konsultasi dengan psikolog di daycare Bebe, anak baru siap punya adik itu setelah usianya 5 tahun. Jadi idealnya, ibu hamil anak kedua saat anak pertama berusia 4 tahun.
Sebabnya di usia 5 tahun anak baru mulai mengerti konsep anak yang lebih kecil, mengerti konsep bayi itu berbeda dengan toddler, mengerti konsep kakak adik itu berasal dari ibu yang sama.
Mengatur jarak kelahiran anak juga penting biar sekolahnya nggak deketan amat. Kalau beda setahun kan berarti harus siap dua dana pendidikan dalam kurun waktu selang setahun. Ya bagi kaum pekerja kaya saya gini sih dijamin ngos-ngosan kalau harus mempersiapkan dana pendidikan dua anak dengan umur yang terlalu dekat.
Kembali ke pertanyaan “PAKE KB APA KAK” yang jutaan kali ditanyakan. Jawabannya adalah … cocok-cocokan hahahahahahaha.
Iya bener lho. Saya pake IUD tapi banyak juga yang pasang IUD malah alergi. Saya pelupa banget dan males minum pil KB, tapi ada juga orang yang lebih nggak nyaman pake IUD dan selalu ingat untuk minum pil KB setiap hari.
Yang jelas, libatkan suami! Nah saya baru kepikiran kalau ini penting banget setelah baca artikel di moth3rs.com tentang Tips Memilih Metode Kontrasepsi Bersama Suami. Klik untuk baca artikelnya ya.
Ingat, namanya merencanakan keluarga ya harus berdua suami dong keputusannya. Di artikel itu juga dijelaskan apa yang harus dilakukan dan didiskusikan bersama suami sebelum memutuskan alat kontrasepsi yang dipakai. Dari diskusi jarak anak sampai mencatat frekuensi hubungan seksual.
Selain tentang kontrasepsi dan perencanaan keluarga, moth3rs.com juga punya berbagai artikel tentang parenting dan berbagai info yang dibutuhkan ibu serta calon ibu. Dari tips toilet training, speech delay, sampai tips hidup sehat bareng pasangan. Lengkap deh semua. Ntaps!
Dan sebetulnya moth3rs.com itu adik dari website yang sama pentingnya yaitu tundakehamilan.com dari Andalan. Di sini semua produk kontrasepsi dibahas tuntas sampai cara kerjanya.
Karena dari Andalan sudah pasti terpercaya dong ya. Apalagi Andalan sudah hadir di Indonesia sejak 1996. Udah lama banget dengan produk kontrasepsi lengkap yang terdiri dari 6 macam IUD, 4 macam pil KB, 1 implan, 1 kondom Andalan, serta 4 macam KB suntik.
Nah, sekarang tinggal dibaca-baca deh buibu. Setelah itu diskusikan dengan suami, mau pakai kontrasepsi apa? Jangan tanya aku pake kontrasepsi apa lagi yaaaa! *BOSAAAAN* LOL
-ast-
Ngomongin jumlah anak, udah pada tau kan ya saya termasuk salah satu yang yakin benar hingga detik ini 98% cuma mau punya anak satu aja. Yang 2% disisain dikit lah siapa tahu tiba-tiba berubah pikiran kan. SIAPA TAHU LHO SOALNYA YA SATU AJA PUSING, MAKKK.
Pusing bayar daycare, pusing ngajarinnya, pusing ngelola emosinya, duh nggak kuat banget. Betapa memang diriku ini kurang keibuan jadi so far belum tertarik untuk nambah anak huhu.
Ditambah kemarin abis pulang liburan yang menjadi sebuah lesson learned banget bagi saya dan JG untuk urusan jumlah anak HAHAHA. Sebabnya, kami liburan ke Malaysia mengunjungi suami istri sahabat sejak zaman dulu yang emang sekarang tinggal di sana.
Pasangan ini anak pertamanya 6 bulan lebih tua dari Bebe. Anak keduanya cuma beda umur 18 bulan. Seru banget sebenernya karena seumuran semua jadi mainnya nyambung banget. Tontonannya sama, idolanya sama (Ryan Toys Review lah siapa lagi), mainannya serupa juga model topeng-topengnya Bebe gitu.
Lesson learnednya sebelah mana?
Pusing banget jalan-jalan bawa 3 anak cowok yang umurnya deketan HAHAHAHAHAHA. Kami ke Legoland pake mobil, road trip gitu ceritanya. Waw di mobil aja sungguh jadi sebuah cobaan karena ya pada NGGAK BISA DIEM AMAT SIHHHH.
Di Legoland, habis dengan ibu teriak-teriak karena pada kabur mulu takut ilang. Hari kedua (emang hobinya ngerepotin diri sendiri), kami ke Genting pake LRT dan bis, 1,5 jam perjalanan, 3 dewasa (suaminya temen saya kerja) dan 3 anak dengan 3 stroller.
Perasaannya gimana? MAU NANGIS, MALIH.
JG sampai bilang “Astagfirullah aku nggak kuat, kenapa gini-gini amat kalau anak banyak” HAHAHAHAHAHA.
Makan aja menjadi sebuah perjuangan, yang satu pesen nasi pengennya mie, yang satu makan mie nggak mau ayamnya terus ngambek, yang satu ditinggal dikit mienya dikobok pake tangan. Total jenderal dua mangkok kuah tumpah begitu saja dengan mie berserakan di lantai karena ya chaos banget sih sampai minta maaf berkali-kali sama mbak-mbak di restonya.
Untung suasana liburan eym jadi semua aman terkendali, bahagia dan tidak terjadi pertengkaran di antara orang dewasa. Biarlah anak-anak bertengkar, orang dewasa bagian ngetawain hidup aja lol.
Jadi ya, sebuah pelajaran bahwa saya nggak dikasih cukup energi untuk anak berikutnya. Bersyukur banget dulu langsung pasang IUD waktu Bebe masih umur 2 bulanan. Karena wah jarak anak itu bener-bener harus diperhitungkan.
Konsep nambah anak ini termasuk perencanaan keluarga yang menurut aku sering diabaikan lho. Banyak banget pasangan yang malah lebih detail mikirin beli rumah di mana dibanding memikirkan jarak kelahiran anak APALAGI mikirin mau dididik seperti apa anaknya.
Kalau saya sih merencanakan keluarga sedetail itu memang. Dari diskusi soal kontrasepsi sampai detail anak akan dibesarkan dengan cara apa. Yes, saya dan JG punya list value yang diterapkan pada anak dan berusaha selalu konsisten untuk membesarkan anak di koridor itu.
Makanya jujur capek banget karena kami punya idealisme yang nggak mau dikompromi. Idealisme yang yakin banget bakal bubar kalau kemarin-kemarin nggak merencanakan soal jumlah anak. Ya susah lah idealis kalau anak pertama baru setahun sementara udah hamil anak kedua kan?
Karena sesering itu bilang nggak mau nambah anak, pertanyaan yang sering banget masuk via DM dan komentar adalah: PAKE KB APA, KAK?
Nahhh, urusan jenis kontrasepsi ini juga dulu saya blank banget loh. Kurang sosialisasi, apa saya aja yang kurang ngeh ya kalau alat kontrasepsi itu penting banget untuk ngatur jarak kelahiran anak.
Iya jarak kelahiran anak itu perlu diperhitungkan banget lho. Setelah konsultasi dengan psikolog di daycare Bebe, anak baru siap punya adik itu setelah usianya 5 tahun. Jadi idealnya, ibu hamil anak kedua saat anak pertama berusia 4 tahun.
Sebabnya di usia 5 tahun anak baru mulai mengerti konsep anak yang lebih kecil, mengerti konsep bayi itu berbeda dengan toddler, mengerti konsep kakak adik itu berasal dari ibu yang sama.
Mengatur jarak kelahiran anak juga penting biar sekolahnya nggak deketan amat. Kalau beda setahun kan berarti harus siap dua dana pendidikan dalam kurun waktu selang setahun. Ya bagi kaum pekerja kaya saya gini sih dijamin ngos-ngosan kalau harus mempersiapkan dana pendidikan dua anak dengan umur yang terlalu dekat.
Kembali ke pertanyaan “PAKE KB APA KAK” yang jutaan kali ditanyakan. Jawabannya adalah … cocok-cocokan hahahahahahaha.
Iya bener lho. Saya pake IUD tapi banyak juga yang pasang IUD malah alergi. Saya pelupa banget dan males minum pil KB, tapi ada juga orang yang lebih nggak nyaman pake IUD dan selalu ingat untuk minum pil KB setiap hari.
Yang jelas, libatkan suami! Nah saya baru kepikiran kalau ini penting banget setelah baca artikel di moth3rs.com tentang Tips Memilih Metode Kontrasepsi Bersama Suami. Klik untuk baca artikelnya ya.
Ingat, namanya merencanakan keluarga ya harus berdua suami dong keputusannya. Di artikel itu juga dijelaskan apa yang harus dilakukan dan didiskusikan bersama suami sebelum memutuskan alat kontrasepsi yang dipakai. Dari diskusi jarak anak sampai mencatat frekuensi hubungan seksual.
Selain tentang kontrasepsi dan perencanaan keluarga, moth3rs.com juga punya berbagai artikel tentang parenting dan berbagai info yang dibutuhkan ibu serta calon ibu. Dari tips toilet training, speech delay, sampai tips hidup sehat bareng pasangan. Lengkap deh semua. Ntaps!
Dan sebetulnya moth3rs.com itu adik dari website yang sama pentingnya yaitu tundakehamilan.com dari Andalan. Di sini semua produk kontrasepsi dibahas tuntas sampai cara kerjanya.
Karena dari Andalan sudah pasti terpercaya dong ya. Apalagi Andalan sudah hadir di Indonesia sejak 1996. Udah lama banget dengan produk kontrasepsi lengkap yang terdiri dari 6 macam IUD, 4 macam pil KB, 1 implan, 1 kondom Andalan, serta 4 macam KB suntik.
Nah, sekarang tinggal dibaca-baca deh buibu. Setelah itu diskusikan dengan suami, mau pakai kontrasepsi apa? Jangan tanya aku pake kontrasepsi apa lagi yaaaa! *BOSAAAAN* LOL
-ast-
Aku biasa jalan-jalan sama keluarga suami dg 9 anak-anak, berangkat bareng sampai tempat langsung mencar-mencar karena si A pengen ini, si B pengen itu.
ReplyDeleteSoal anak ini harusnya jadi diskusi sebelum nikah. Sering liat suami istri debat soal jumlah anak, suami pengen anak banyak, istri udah cukup. Yaa meski puuunnn pandangan soal jumlah anak biasanya bakal beda saat sebelum nikah sama sesudah punya anak :D
iyaaa emang harus dari sebelum nikah sihh
DeleteHaha aku contoh ibu yang anaknya jarak deketan. Belum sampai tahap chaos2 banget sih kalo kemana2 krn masih 2 dan 1 tahun. Tapi semoga sih jadi anak yang penurut terus wkwkw.
ReplyDeleteDan abis anak kedua langsung KB haha
aku serem kaya gituuu hahaha
DeleteMba Annisa idolaque, haha aku juga pake kb pas anak usia 2 bulan saking parnonya. padahal anak masih asi ekslusif dan aku haid pertama baru anak usia 9 bulan. tapi aku separno ituh... sekarangpun aku masih aprno dengan isu isu ada yang pake iud dan hamil :D
ReplyDeletelebih parno ga pake iud 🤣
DeleteAku salah satunya yang nanya, gimana ngatur supaya nggak kebobolan, hehe... thanks pengalamannya.
ReplyDeleteiyesss karena panik kalau baru lahiran udah hamil lagi ahahaha
Delete
ReplyDeletehi.. content blog menarik.. lets blogwalking and click iklan..done follow u.. follow me back.. http://acuyuhan.blogspot.com/ thanks
Jadi sebenernya KB itu penting ya kalo emang ingin nunda anak kedua. Aku sama suami awalnya sepakat nggak mau Kb-Kban. Sok banget yaa. Mau pake kalender aja atau kondom. Kami emang pengen jarakin anak kedua itu 4 tahun sama yang pertama. Karena capek yaa bok ngurus anak itu. Fase ini lewat, fase berikutnya datang. Begitu terus. Mungkin setelah baca ini bakal diskusi ulang sama suami soal KB. Mudah-mudahan tercerahkan. Makasih banyak sharing-nya, Kak Icha!
ReplyDeletesama-sama!
Delete