Setelah nulis blogpost soal Anak yang Bisa Mengambil Keputusan, saya dapet email dari seorang ibu yang juga selalu memberi pilihan pada anaknya. Tapi anak perempuan yang umurnya baru 3 tahun ini jadi keras kepala banget.
Emailnya panjang sekali karena bercerita runtut, saya tulis poin-poinnya aja ya:
1. Ibu ini udah bertekad akan mengajarkan tentang memberi pilihan dan menghargai pilihan pada anak sejak hamil. (seniat itu kan sama kaya saya lol)
2. Anaknya jadi keras kepala dan tidak mau memilih. Ngeyel ingin pilihan lain. Jadi kadang seharian nggak mandi dan nggak makan. Padahal udah dijelasin berulang-ulang mandi untuk apa, makan untuk apa.
3. Ibu ini pun jadi ngerasa senjata makan tuan. Iya sih anaknya jd tahu apa yg dia mau tapi kemudian dia ingin mempengaruhi lingkungan untuk menuruti pilihannya itu, sesalah apapun.
Kira-kira apa yang miss kok anaknya jadi nggak bisa diatur banget?
Saya tidak bertanya sih, tapi kalau sampai tidak mandi dan makan seharian saya menduga karena peraturan yang kurang tegas dan rutinitas yang kurang konsisten. Iya, punya balita itu emang harus tegas dan konsisten lho!
Note: saya bukan expert dan nggak pernah ngaku expert juga sih lol, saya bicara dari pengalaman saya dan hasil konsultasi sama psikolog aja ya. Dicoba aja dulu siapa tau works di anak kalian.
Intinya balita itu belum ngerti konsep waktu. Betul mereka tahu pagi, siang, malam, tapi kan belum ngerti soal jam. Jadi rutinitas dan jadwal harian itu penting banget.
Fungsinya dua, agar jadwal dan moodnya juga terjaga. Jadi anak tetap diberi pilihan DENGAN koridor peraturan dan rutinitas.
Contoh memberi pilihan dengan peraturan (Bebe hanya boleh nonton di weekend):
1. Boleh nonton YouTube kalau sudah mandi dan makan. Kalimat pilihannya: “Kalau mau nonton ya mandi dan makan dulu, kalau tidak mau mandi dan makan ya tidak apa-apa juga tapi kamu tidak boleh nonton”
2. Boleh nonton asal les renang
3. Boleh nonton tapi dikasih alarm 2 jam, pasang alarm di depan dia.
Jadi semua “ancaman” dihubungkan dengan sesuatu yang dia suka.
Kalau ngeyel? YA EYELIN JUGA. Kuat-kuatan aja sih. Anak harus tau, meski ia diberi pilihan, orang dewasa punya kendali atas peraturan.
Misal dia nggak mau mandi, ngotot banget nggak mau mandi. Terus dia pengen main sepeda ke luar, ya udah dilarang tegas aja. “kamu boleh main sepeda keluar SETELAH mandi. Kalau tidak mau mandi, diam di rumah.”
Ada kemungkinan dia nggak jadi main sepeda banget kan karena segitu malesnya mandi. Ya udah diemin aja. Berikutnya coba suruh mandi dengan alasan main air dulu atau disuruh bawa mainan apa untuk dibawa mandi. Plus pake akting “wah seru banget deh kayanya mandi bawa mobil-mobilan yang ini” dll.
Kalau masih ngeyel juga, andalan saya sih satu, “boleh tidak mandi tapi tidur sendiri ya, ibu tidak mau tidur sama anak yang belum mandi”. Abis itu udah pasti mau mandi.
Kalau ngeyelnya lama banget sampai kemaleman, pas mau tidur saya nggak mau bacain buku atau cerita dulu. Sebagai konsekuensi dia kelamaan disuruh mandi. Nah sebel kan tuh dia karena rutinitas sebelum tidur adalah baca buku dan cerita.
Nextnya dia nggak mau mandi, bisa dibilang “kalau tidak mandi sekarang, terlalu malam kamu tidur, kita tidak baca buku dan tidak cerita”.
Begitu pula dengan makan. Kalau makan bisa dikasih pilihan dengan masak sendiri. Telor dadar aja sih andalan, jadi dari pecahin telor, aduk, ngasih garem, sampai berdiri di depan kompor. Biasanya langsung mau.
Jadi memberi pilihan bukan berarti anak jadi memutuskan SEMUAnya sendiri. Bukan berarti dibiarkan, anak tetep harus belajar disiplin kan. Disiplin melakukan rutinitas seperti makan, mandi, atau tidur.
KALAU MAU LHO. Maksudnya kalau orangtuanya memang mau seniat itu disiplin ya.
Karena kenyataannya saya sih nggak ambil pusing soal mandi pagi atau makan HAHAHA. Saya cuma saklek sama 3 hal yang menurut saya prioritas:
1. Mandi sebelum tidur. karena kalau nggak mandi tidurnya nggak nyenyak.
2. Gosok gigi sebelum tidur. Kalau abis gosok gigi makan lagi, HARUS gosok gigi lagi.
3. Jam tidur karena itu ngaruh ke mood dia di sekolah besok paginya.
Pagi saya udah nggak ambil pusing, mau mandi ayo, nggak mandi ya udah seka waslap aja. Ganti seragam terus sekolah. Pusing tiap pagi harus drama mandi dulu. Sudahlah toh sebelum tidur mandi, tidur full AC, nggak bau kok.
Malem pulang sekolah mau makan boleh, nggak mau ya udah. Yang jelas lewat jam 10 mau laper-laper minta makan juga nggak bakal saya kasih.
Kalau weekend, pagi-siang nggak mandi terserah asal sebelum tidur mandi. Makan juga ditawarin aja, kalau nggak mau tawarin yang lain, oatmeal, buah, roti, apapun yang penting ada yang masuk. So far kalau nggak mau sama sekali itu emang belum laper atau belum pup sih.
Nah kalau anak sehari-hari sama ibunya di rumah saya nyerah banget nggak bisa ngasih saran gimana biar anak mau makan. Soalnya ya nggak ngalamin kan. Paling kalau pas lagi liburan di Bandung biasanya Bebe disuapin ibu saya dan saya tidak muncul sih. Begitu saya muncul, suka jadi males makan dia. Aneh memang.
Gitu aja sih. Ada yang kurang nggak ya? Atau ada yang mau menambahkah?
-ast-
Emailnya panjang sekali karena bercerita runtut, saya tulis poin-poinnya aja ya:
1. Ibu ini udah bertekad akan mengajarkan tentang memberi pilihan dan menghargai pilihan pada anak sejak hamil. (seniat itu kan sama kaya saya lol)
2. Anaknya jadi keras kepala dan tidak mau memilih. Ngeyel ingin pilihan lain. Jadi kadang seharian nggak mandi dan nggak makan. Padahal udah dijelasin berulang-ulang mandi untuk apa, makan untuk apa.
3. Ibu ini pun jadi ngerasa senjata makan tuan. Iya sih anaknya jd tahu apa yg dia mau tapi kemudian dia ingin mempengaruhi lingkungan untuk menuruti pilihannya itu, sesalah apapun.
Kira-kira apa yang miss kok anaknya jadi nggak bisa diatur banget?
Saya tidak bertanya sih, tapi kalau sampai tidak mandi dan makan seharian saya menduga karena peraturan yang kurang tegas dan rutinitas yang kurang konsisten. Iya, punya balita itu emang harus tegas dan konsisten lho!
Note: saya bukan expert dan nggak pernah ngaku expert juga sih lol, saya bicara dari pengalaman saya dan hasil konsultasi sama psikolog aja ya. Dicoba aja dulu siapa tau works di anak kalian.
Intinya balita itu belum ngerti konsep waktu. Betul mereka tahu pagi, siang, malam, tapi kan belum ngerti soal jam. Jadi rutinitas dan jadwal harian itu penting banget.
Fungsinya dua, agar jadwal dan moodnya juga terjaga. Jadi anak tetap diberi pilihan DENGAN koridor peraturan dan rutinitas.
Contoh memberi pilihan dengan peraturan (Bebe hanya boleh nonton di weekend):
1. Boleh nonton YouTube kalau sudah mandi dan makan. Kalimat pilihannya: “Kalau mau nonton ya mandi dan makan dulu, kalau tidak mau mandi dan makan ya tidak apa-apa juga tapi kamu tidak boleh nonton”
2. Boleh nonton asal les renang
3. Boleh nonton tapi dikasih alarm 2 jam, pasang alarm di depan dia.
Jadi semua “ancaman” dihubungkan dengan sesuatu yang dia suka.
Kalau ngeyel? YA EYELIN JUGA. Kuat-kuatan aja sih. Anak harus tau, meski ia diberi pilihan, orang dewasa punya kendali atas peraturan.
Misal dia nggak mau mandi, ngotot banget nggak mau mandi. Terus dia pengen main sepeda ke luar, ya udah dilarang tegas aja. “kamu boleh main sepeda keluar SETELAH mandi. Kalau tidak mau mandi, diam di rumah.”
Ada kemungkinan dia nggak jadi main sepeda banget kan karena segitu malesnya mandi. Ya udah diemin aja. Berikutnya coba suruh mandi dengan alasan main air dulu atau disuruh bawa mainan apa untuk dibawa mandi. Plus pake akting “wah seru banget deh kayanya mandi bawa mobil-mobilan yang ini” dll.
Kalau masih ngeyel juga, andalan saya sih satu, “boleh tidak mandi tapi tidur sendiri ya, ibu tidak mau tidur sama anak yang belum mandi”. Abis itu udah pasti mau mandi.
Kalau ngeyelnya lama banget sampai kemaleman, pas mau tidur saya nggak mau bacain buku atau cerita dulu. Sebagai konsekuensi dia kelamaan disuruh mandi. Nah sebel kan tuh dia karena rutinitas sebelum tidur adalah baca buku dan cerita.
Nextnya dia nggak mau mandi, bisa dibilang “kalau tidak mandi sekarang, terlalu malam kamu tidur, kita tidak baca buku dan tidak cerita”.
Begitu pula dengan makan. Kalau makan bisa dikasih pilihan dengan masak sendiri. Telor dadar aja sih andalan, jadi dari pecahin telor, aduk, ngasih garem, sampai berdiri di depan kompor. Biasanya langsung mau.
Jadi memberi pilihan bukan berarti anak jadi memutuskan SEMUAnya sendiri. Bukan berarti dibiarkan, anak tetep harus belajar disiplin kan. Disiplin melakukan rutinitas seperti makan, mandi, atau tidur.
KALAU MAU LHO. Maksudnya kalau orangtuanya memang mau seniat itu disiplin ya.
Karena kenyataannya saya sih nggak ambil pusing soal mandi pagi atau makan HAHAHA. Saya cuma saklek sama 3 hal yang menurut saya prioritas:
1. Mandi sebelum tidur. karena kalau nggak mandi tidurnya nggak nyenyak.
2. Gosok gigi sebelum tidur. Kalau abis gosok gigi makan lagi, HARUS gosok gigi lagi.
3. Jam tidur karena itu ngaruh ke mood dia di sekolah besok paginya.
Pagi saya udah nggak ambil pusing, mau mandi ayo, nggak mandi ya udah seka waslap aja. Ganti seragam terus sekolah. Pusing tiap pagi harus drama mandi dulu. Sudahlah toh sebelum tidur mandi, tidur full AC, nggak bau kok.
Malem pulang sekolah mau makan boleh, nggak mau ya udah. Yang jelas lewat jam 10 mau laper-laper minta makan juga nggak bakal saya kasih.
Kalau weekend, pagi-siang nggak mandi terserah asal sebelum tidur mandi. Makan juga ditawarin aja, kalau nggak mau tawarin yang lain, oatmeal, buah, roti, apapun yang penting ada yang masuk. So far kalau nggak mau sama sekali itu emang belum laper atau belum pup sih.
Nah kalau anak sehari-hari sama ibunya di rumah saya nyerah banget nggak bisa ngasih saran gimana biar anak mau makan. Soalnya ya nggak ngalamin kan. Paling kalau pas lagi liburan di Bandung biasanya Bebe disuapin ibu saya dan saya tidak muncul sih. Begitu saya muncul, suka jadi males makan dia. Aneh memang.
Gitu aja sih. Ada yang kurang nggak ya? Atau ada yang mau menambahkah?
-ast-