[SPONSORED POST]
Kalau bicara tentang ayah, saya bukan tipe yang emosional seperti orang-orang kebanyakan. Sebabnya, ayah saya bukan tipe yang dingin tapi diam-diam sayang dan bekerja keras demi anak-anaknya.
Ayah saya tipe yang terang-terangan menunjukkan rasa sayang. Yang mencium kening dan pipi saya selalu. Yang selalu merangkul saya kalau kami sedang jalan di mall. Yang bisa saya ajak bicara soal pacar-pacar saya. Yang selalu jadi yang pertama mengucapkan ulang tahun. Yang suka melakukan hal-hal konyol dan kadang lebih bikin malu-maluin daripada lucu.
The PDA-style-dad. LOL.
Saya anak pertama dari tiga bersaudara. Kedua adik saya perempuan semua. Jadilah ayah saya satu-satunya laki-laki di rumah. Digelendoti oleh 4 perempuan yang bisa sangat manis kalau ada maunya hahahaha. Yang bisa mengerikan karena tamu bulanan kami hampir selalu datang bersamaan. Tapi ayah selalu jadi ayah yang menyenangkan.
Dari remaja, ayah adalah sosok yang selalu bisa diajak berdiskusi soal apapun. Dari jurusan kuliah, sampai soal politik dan isu-isu sosial. Maklum kami memang menyukai hal yang sama. Ayah kuliah di jurusan yang sama dengan jurusan saya kuliah. Kami sama-sama suka menulis dan membaca. Ayah yang menginspirasi saya untuk jadi wartawan karena ayah pun dulu wartawan.
Saat dewasa, ayah jadi partner untuk bicara soal pekerjaan. Urusan gaji selalu jadi bahan diskusi. Dan ayah selalu jadi supporter utama bagi anak-anaknya.
Ayah rela bolos kerja demi mengantar saya dan adik-adik saat kami KKN di Purwakarta. Ayah selalu meluangkan waktu menjemput kami les ini itu. Saat semakin sibuk, ia selalu mengirim supirnya untuk menjemput kami. Ia yang menyetir sendirian.
Ketika saya jadi wartawan KPop, ayah selalu membaca semua tulisan saya meskipun tidak mengerti apapun soal grup musik Korea. Sekarang adik saya jadi tim kreatif untuk program Asli atau Palsu (ASAL) di Trans7, ayah selalu memastikan diri untuk nonton dan memberi masukan ini itu. Memuji kalau memang bagus. Menyempatkan diri untuk mengunjungi adik saya jika ia sedang casting di sekitar Bandung.
Itu saat remaja dan dewasa. Tapi kalau ditanya apa hal yang paling diingat saat kami kecil? Video ini berhasil membuat saya tersenyum.
Meski ayah memang bukan sosok yang keras tapi ia pun rela melakukan hal-hal yang #LampauiBatas untuk anak-anak perempuannya.
Pernah suatu hari saya dan adik saya mengikat rambut ayah dengan karet jepang warna-warni. Semua bagian rambut kami ikat. Ditotal mungkin ada sepuluh ikatan. Ayah santai diam dan tidak menolak. Setelah selesai, kami tertawa-tawa karena ayah jadi sangat lucu. Apa yang ayah lakukan?
Ayah menggendong kami berdua ke luar rumah dan berjalan-jalan. Dengan rambut yang berantakan dan diikat sana-sini. Kami berteriak-teriak karena malu. Ayah yang diikat rambutnya, kami yang malu. Hahaha. Konyol sekali.
Sekarang saya dan satu adik saya tinggal di Jakarta, jauh dari ayah. Tapi tentu saja kamu punya grup keluarga untuk mengupdate hari ini siapa pergi ke mana. Kami juga video call hampir setiap malam karena ayah dan ibu saya kangen. Kangen sama Bebe bukan kangen sama saya hahaha.
Kalau kalian, ada kenangan apa bersama ayah?
-ast-
ayahku.....
ReplyDeleteBaca posting ini n liat videonya jadi cirambay..
ReplyDeletepapahku,ayah nomor 1 sedunia..😊
aw...aw...aw.... seru bgt ci Ayah Chaaaa hihihihi.
ReplyDeleteBapakku mah pendiam bgt sih, tipikal bapak2 pada umumnya gitulah *halah
ihiw, halo Pak, saya dulu mahasiswi bapak :D
ReplyDeleteSalam ya mba icha, buat Bapak :)
si papaku ituuuuu org palinggg kuaaatttt sedunia paling ngocollllll sedunia xD
ReplyDeletehuhuhu jaadi kangem pulang lagi
Baca tulisan ini aku jadi kangen ayahkuuu.. Yang paling diinget adalah setiap pagi bahkan sampai aku dewasa dan sudah menikah, kalo aku lagi tidur di rumah ayah & suamiku lagi di luar kota, pasti ayahku bangunin aku dengan cara garuk atau pijet punggungku sampe aku kebangun. :')
ReplyDeleteAyahnya kak Icha sepertinya humoris, aku jadi bayangin rambutnya dikuncir warna warni hehehe
ReplyDeletekangen bapak jadinya kak
ReplyDeleteyou are so lucky...
ReplyDelete