Kehidupan social media itu memang kampret banget ya. Betapa kita bisa dengan mudah men-judge gaya hidup orang hanya dengan status dan foto yang dia share.
Pertama, gaya hidup itu memang bergantung pada uang, tapi tidak selamanya dikendalikan oleh uang. Yang kedua, gaya hidup itu bergantung juga dari cara yang bersangkutan menyampaikannya pada dunia. Yang kedua ini yang jadi judge dari socmed.
Baca punya Isti di sini:
Kita bahas satu-satu.
Gaya hidup bergantung pada uang. Yaiyalah, gimana mau makan di tempat yang kata orang mahal dan Instagram-able kalau nggak punya uang ya nggak. Gimana mau beli tas Nila Anthony padahal nggak semahal designer's bag lain? Gimana pengen borong Melissa pas lagi diskon di Lotte Shopping Avenue coba? *yang terakhir ini info penting*
Gaya hidup juga dipengaruhi dengan jumlah penghasilan. Makanya kata orang bijak, ubah dan naikkan penghasilanmu, tapi jangan ubah gaya hidupmu. Elah teori doang mah gampang. Karena kenyataannya pas promosi jabatan terus naik gaji, standar hidup juga ternyata berubah.
Ya abisan pake jam tangan harga seratus ribu rasanya jadi malu. Lah tiap hari meeting sama orang-orang yang jam tangannya harga berjuta-juta. Dan setelah dipikir-pikir dengan gaji sekian, mampu juga kok beli jam tangan yang sekian juta itu, jadi why not? Itu ketika gaya hidup dipengaruhi uang loh ya.
*dan itu cerita fiktif karena saya nggak menghabiskan juta-juta untuk jam tangan. Bukan nggak mau tapi belum mampu hahahahaha*
Tapi beneran ada juga orang yang gaya hidupnya tidak dikendalikan dengan uang dan salut banget. Tau banget penghasilannya nyampe puluh juta per bulan tapi ke kantor pake ojek, sepatu dan tasnya nggak bermerek. Dan ada berapa jumlah manusia seperti ini? Sedikit sekali bukaannnn.
Karena yaelah susah-susah cari uang kan untuk hidup kita juga kan. Ya kalau mampu beli semua kenyamanan kan kenapa enggak. Karena percayalah, kalian yang bilang pakai high heels itu sakit, belum pernah coba high heels yang nggak bikin sakit.
Intinya apa neng? Intinya sah-sah aja kok beli barang-barang mahal asal mampu bayarnya. Kenapa harus judge dengan: duh sepatu lo mahal-mahal ya; yaelah gue sih ogah ya makan di kafe mahal terus tiap minggu; yaiyalah fotonya bagus-bagus, kameranya mahal sih.
Ogah apa nggak mampu? Huahahahahahha
Dan dari mana mereka menjudge kaya gitu? Dari penampilan kita. Like duh, penampilan kita kan kadang nggak selalu on ya. Kadang serasa keren dari atas ke bawah, kadang kok ngerasa gembel amat. Tapi sekalinya ketemu orang pas lagi penampilan yang agak wah, orang lain langsung judge: wah tasnya branded euy, sepatunya keren, kacamatanya mahal, dll. Padahal nggak selalu kaya gitu.
Saya pernah nih di-judge cuma mau makan di tempat mahal doang, ga akan mau makan di kaki lima, cewek manja, nggak bakal mau naik motor ke mana-mana. Di judge sama siapa?
Sama JG. Waktu pas belum pacaran. -________-
JG curhat ke temen saya yang juga temennya dia. Dan pas saya dikasihtahu saya antara speechless dan pengen ketawa. Karena ya ampun saya mah dikasih cilok aja bahagia asli. Apalagi dikasih mie kocok. Nggak perlu fine dining setiap minggu asal gaji cukup aja. Cukup kalau mau beli tas, cukup kalau pengen makan sushi hahahahah
Hanya karena saya peduli penampilan, bukan berarti saya nggak mau ke mana-mana pake motor kan? Kenyataannya kami baru beli mobil setelah Bebe lahir kok. Sebelumnya hepi-hepi aja 2 tahun keliling Jakarta pake motor atau TransJakarta. Ya kalau nggak hepi mana mau nikah atuh.
Jadi penampilan bisa saja menipu pemirsa.
Dan judgment satu lagi selain ketemu langsung adalah dari socmed. Padahal come on, postingan yang diupload di Instagram itu udah pakai proses kurasi yang ketat. Selfie aja minimal 3x foto sampai nemu angle yang pas.
Dan ya, penilaian gaya hidup itu tergantung yang bersangkutan menyampaikannya pada dunia. Ada seleb yang kalem, statusnya menyejukkan, fotonya sama keluarga terus, tasnya harganya ratusan juta dan orang nggak peduli. Orang nggak judge dia hidup bermewah-mewah.
Ada juga yang kaya princess, pakai tas yang sama sama si seleb pertama tapi pake caption "tap for deets" dan ngetag aku official brand-brand mahal itu. Ya diceramahi deh biar ingat sedekah dan nggak hidup bermewah-mewah.
Abis socmed ini aneh sih, ada orang beli sepatu baru dibilang pamer, dibilang fomo, lah kan memang iya? Socmed kan memang untuk share status galau, doa, atau bersyukur abis dapet sesuatu kan?
Jadi yah, kalau mau judge orang dari socmed, nggak perlu lah dikoar-koar di socmed juga. Bisik-bisik aja sama suami kalau si A keren yaaa anaknya bajunya mahal-mahal, si anu bikin iri amat yaaa baru beli sneakers harga 3juta.
Karena ngapain deh punya suami kalau nggak bisa diajak ngobrol soal hal-hal kaya gitu? HAHAHAHAHAHAHHA
Begitulah. Atur sendiri gaya hidupmu dan jangan pedulikan orang lain. Karena yang menurutmu mahal, belum tentu kata orang lain mahal juga.
Sekian dan terima kasih.
-ast-
post ini kayak perpaduan antara meme j.co sama kasus penulis buku.. :D
ReplyDeleteaku ... ga tau dua-duanya. :|
DeleteHahahhaaa.....setujulah cha :))
ReplyDeleteKO MATERINYA BAU2 SASSY THURSDAY
ReplyDeleteEh, iya juga yak. Baru nyadar. Haahhahaha
DeleteIYA KENAPA SIH DUILEEE
DeleteBagian ngapain punya suami kalo gak bisa diajak ngobrol hal2 kayak gitu itu penting! Hahaha
ReplyDeleteYour statement is always straight to the point. Tetapi kadang lifestyle memang berkaitan erat dengan peer pressure. Kuncinya, know your financial limit and embrace your own self.
ReplyDeleteDulu aku suka mikir aneh sama yang pamer apalah apalah di sosmed. Ah itu mah pas akunya lagi bokek aja. Kenyataannya punya rejeki dikit aja terus makan enak, lempeng aja pamer foto di sosmed huehehe... dan ini nih, peting juga, Cha: Postingan yang diupload di Instagram itu udah pakai proses kurasi yang ketat. Selfie aja minimal 3x foto sampai nemu angle yang pas. :D
ReplyDeleteINI KOMENNYA LAFF TEH EFIII! <3
DeleteMenurutku, di socmed itu memang tempatnya pencitraan. Hahahaha
ReplyDeleteBodo ametlah ama yang komen-komen iri. Duit duit siapa? Hihihi
Sekian dan terima cilok :v
ReplyDeleteYang tentang upload di IG IYA BANGET. Dari sekian banyak poto dipilih mana yang paling bener dan masih dipermak aka diedit abis *nasip*
aku jg dl sempet dikira gitu sama suami sebelum pacaran. Gara-gara apa? Profpicku lg maen es sketing. lol! Padahal itu masuk 10 pengunjung pertama selalu gratis. Hahahahaha.
ReplyDeleteaku jg dl sempet dikira gitu sama suami sebelum pacaran. Gara-gara apa? Profpicku lg maen es sketing. lol! Padahal itu masuk 10 pengunjung pertama selalu gratis. Hahahahaha.
ReplyDeleteppfffftt 😂😂
DeleteAku dulu pernah ditinggalin pacar katanya ggkuat mencukupi gaya hidup aku, aku cuma ketawa... wong aku ajah makan dipinggir jalan ggmasalah kok, tp karena aku manja, dikiranyaaa apa apa kudu wah
ReplyDeleteKadang orang lain gak tau sejarah dibalik foto-foto nge'hits' yaaa mak, jadi langsung aja judge.
ReplyDelete