"Masuk akal itu akalnya siapa" -- Ariel 'NOAH' di buku "Kisah Lainnya".
Jadi aku galau mau nulis Rabu Ibu apa ahahahahahha postingan tentang Bebe a udah di-posting hari Senin jadinya aku bingung. Cerita ajalah ya.
Jadi pas di Bandung beberapa minggu lalu itu saya sama JG lihat segerombolan anak punk di lampu merah. Sepertinya mereka ngamen, entahlah karena pada nongkrong aja di trotoar. Ada 4 orang laki-laki dan 2 orang perempuan. Usianya mungkin 20an tahun. Bajunya dekil dengan tempelan emblem dijahit di sana-sini. Rambutnya sebagian tajam ke atas, sebagian hanya diwarnai merah dan orange menyala.
Sebagai manusia bermoral, JG langsung nyeletuk: "Mau jadi apa ya mereka, mungkin kabur dari rumah. Nggak kepikiran sekolah. Nggak kepikiran 10 tahun lagi mau jadi apa." Dan sebagai istri solehah saya pun mengamini pernyataan itu.
Tapi terus kepikiran. Kehidupan anak punk itu kan nggak masuk akal menurut kita. Menurut akal mereka? Itu jalan hidup yang mereka pilih. Pilihan hidup mereka yang mungkin mereka pikir paling masuk akal. Dan mana berdasarkan apa kita menuduh bahwa kehidupan mereka 10 tahun lagi akan hancur berantakan?
Mungkin di rumah orangtuanya kurang perhatian jadi melarikan diri ke jalan? Mungkin di rumah ayahnya suka nyiksa ibunya jadi dia kabur agar tidak jadi bagian dari keluarga? Mungkin malah sudah tidak punya orangtua dan tidak punya keluarga?
(Baca: Karena Dunia Tidak Selebar Daun Kelor)
Terus beberapa hari yang lalu saya kejebak macet sama temen kantor habis meeting. Doi ini bapak baru, anaknya baru lahir sebulan yang lalu. Dia cerita betapa setelah punya anak dia muak sama berita-berita tentang ibu siksa anak, ayah bunuh anak kandung, dan sebagainya. "Nggak masuk akal banget kan ada ayah kandung yang bunuh anaknya sendiri."
Well. Nggak masuk akal kan menurut kita. Yang hidup tidak kekurangan. Yang kadar stres tidak tinggi meski bekerja setiap hari karena tempat kerja dan atasan yang nyaman. Yang tidak perlu memikirkan besok harus makan pakai uang dari mana.
Karena ketika orangtua stres, pelampiasan termudah adalah anak. Iyalah, si anak tidak berdaya kan ya, sementara tekanan hidup sangat berat jadi yah. Gelap mata dan menyiksa anak yang tidak berdosa.
Dan baru setelah punya anak, saya jadi merasa ada orangtua atau malah ibu kandung nyiksa bayi/balita itu sangat mungkin terjadi. Karena kadang si bayi dan anak ini nggak bisa mengkomunikasikan mau mereka apa dan itu memang menyebalkan. Kadar kesabaran orang beda-beda kan.
Kalau kondisi jiwa nggak stabil, wajar banget loh jadi nyiksa bayi saking pusing harus digimanain lagi ini bayi kok nggak berhenti nangis misalnya. Apalagi dalam kondisi puting luka, payudara keras bikin sakit kepala, baru tidur 2 jam semalam, plus kalau yang udah kerja, ada stres dari tempat kerja, tekanan orangtua dan mertua. Rasanya bingung kenapa diberi bayi kok yang nangis terus, jadilah semua kekeselan itu dilampiaskan semua pada bayi. T_____T
Memang satu syarat jadi orangtua, harus waras. Bahkan yang terwaras pun bisa seketika berubah setelah punya anak. Dan ini semua rasanya hanya bisa dirasakan oleh perempuan. Nggak masuk akal? Bersyukurlah karena berarti kalian tidak melewati fase ini. Saya tidak, tapi saya tahu banyak sekali yang mengalami.
Tapi kemudian urusan "tidak masuk akal" ini melanggar banyak norma. Masih inget pelajaran SD norma itu ada 4: hukum, agama, sosial, dan susila. Dan semua orang akan jadi orang baik kalau menaati semua norma itu.
Tidak akan ada orang jahat karena melanggar hukum, tidak akan ada anak punk mabuk di pinggir jalan karena melanggar norma agama dan sosial, tidak ada bapak bunuh anaknya karena yah, melanggar hukum dan melanggar peraturan tentang "masuk akal" yang disepakati orang sedunia. Dunia akan damai seperti misi para Miss Universe: world peace.
Inti dari tulisan ini apa? Nggak ada. Hahahahaha. Cuma mengingatkan diri sendiri bahwa tidak selamanya yang menurut kita masuk akal, harus dipaksakan pada akal orang lain.
Seperti neneknya teman saya orang Cina asli. Beliau sejak kecil sampai sekarang SETIAP HARI makan mie. Iya mie itu makanan pokok mereka. Mienya homemade, sama seperti kita makan nasi.
Nggak masuk akal kan ada orang yang tiap hari makan mie? Menurut si nenek mah nggak masuk akal kita setiap hari makan nasi.
Jadi mari kita tutup postingan ini dengan quote Tao Ming Tse atau Gu Jun Pyo. Whatever version yang lo tonton lah.
"Kalau minta maaf berguna, untuk apa ada polisi?"
(Baca postingan Tentang Hidup lainnya di sini)
Tunggu..tunggu..hubungannya quote gu jun pyo ama masuk akal apa? *radalemot* *gu jun pyo mengalihkan duniaku*
ReplyDeleteHAHAHAHAHA maksudnya kalau semua berbuat salah dan melanggar norma kan harus minta maaf tuh. entahlah mungkin aku lelah nad. XD
Deleteaku nontonnya yang versi asli kakaa, Domyouji, kok malah gk disebuut sih? aku sedih
ReplyDeletegujunpyo emang bener walau banyak g benernya *lohloh*
ReplyDelete