#FAMILYTALK 1 | #FAMILYTALK 2 | #FAMILYTALK 3 | #FAMILYTALK 4 | #FAMILYTALK 5 | #FAMILYTALK 6 | #FAMILYTALK 7 |#FAMILYTALK 8 | #FAMILTALK 9 | #FAMILYTALKXHIJUP | #FAMILYTALK 10 | #FAMILYTALK 11| #FAMILYTALK 12 | #FAMILYTALK 13
Ini topiknya ... T_____T pas nonton video ini gue sampai pengen bikin nobar untuk ibu-ibu se-Indonesia yang suka heboh sendiri soal me time dan SAHM vs WM. Saking ini mewakili apa yang gue rasakan banget. I love you, Jada. -_____-
Baca versi Isti di sini:
Jadi awalnya dari video Jada Pinkett Smith yang diwawancarai bersama anak perempuannya Willow. Jada mendapat pertanyaan: "how hard is it being a wife and a mother?"
Jawaban Jada panjang banget sampai 5 menit. Sampai pegel transkripnnya hahaha. Di sini saya mau mengomentari jawaban-jawabannya dia sih. Semua seputar bagaimana menjadi seorang istri dan ibu yang terbaik untuk anak-anak dan keluarga. Jawaban dari Jada akan saya bold dan italic ya. Komentar saya ditulis biasa. Dan tampaknya akan panjang sekali karena mau curhat uwhuhuhuhuhuhu XD
*
"It’s challenging being a wife and a mother. It’s a paradox… when 2 opposites are true."
Duh ini sempet jadi kegalauan saya banget dan pasti kegalauan ibu-ibu ambisius yang pengen tetep berkarier simply biar bahagia. Karena dunia membuat kita menganggap karier dan punya anak itu opposites, kebalikan. Dan (untuk kalian ibu-ibu yang selalu bilang SAHM lebih baik, shame on you) KEDUANYA BENAR.
Apa yang salah dengan jadi ibu bekerja? Apa yang salah kalau anak saya dititip di daycare? Apa yang salah kalau sesiang anak-anak dengan ibu bekerja menghabiskan waktu dengan nannynya? Mana bukti anak yang setengah hari bersama pembantu/nanny lebih buruk dibanding yang seharian bersama ibunya?
"Being a wife and a mother is probably one of the most extraordinary experiences and the most fulfilling experiences in my life. But at the same time, it has been very difficult to balance being able to do the things I want to do and have the freedoms I want to have and also being responsible for you and your brother and your father."
Pertanyaan pertama saya yang menghantui sejak hamil hingga kini: where's my freedom? T______T Perasaan ingin bebas itu selalu ada, bebas traveling, bebas pulang malem, bebas pakai gaji tanpa harus mikirin dana pendidikan, bebas nonton konser, bebas beli sepatu, bebas melakukan hal-hal yang tidak bisa saya lakukan simply karena ya, belum waktunya. Bebe belum bisa ditinggal.
But at the end of the day, tetep saya kok yang brutal cium-cium Bebe karena kangen. Yang mana anaknya sekarang udah bisa teriak"na mamu ciyummm!" (nggak mau dicium, oh well). Balance, saya seneng kerja, saya pulang tepat waktu dan main sama Bebe berjam-jam.
JG mana sanggup, semalam dititipin Bebe setengah jam aja ngos-ngosan. Ibu-ibu emang punya super power lebih banyak dibanding ayah-ayah kalau soal ngurus anak mah. JG mending masak dan nyuci baju daripada harus berjam-jam jagain Bebe. HAHAHAHAHA Aneh padahal main sama Bebe itu seru banget. :D
Dan poin pentingnya adalah: PILIH SUAMI YANG NGGAK BANYAK NGATUR TANPA ALASAN JELAS. Pilih suami yang memberi kita pilihan hidup, bukan saklek ini dan itu. Gue ga akan nikah selamanya kayanya kalau semua cowok di dunia tipe yang nggak suka diskusi "pokonya kamu gini ya gitu ya, nanti kita gini ya gitu ya"
Hellow, opini gue nggak berarti buat lo? Itu istri apa pembantu? Itu pertanyaan yang selalu JG tanyakan buat para suami yang suka nyuruh-nyuruh istrinya dan nggak mau bantu kerjaan rumah tangga. Biasanya dijawab dengan: :harus ikhlas, balasannya surga" -______- Ya gue juga nurut suami kok, untung aja suaminya nggak pernah nyuruh-nyuruh. :|
"And I'm constantly everyday, trying to figure out the balance. Figuring out how to, how to fulfilling your dreams and at the same time, assisting daddy in his dreams, assisting your brothers and their dreams, and then trying to figure out, what my dreams are?"
Ya, ini pesan buat ibu-ibu sedunia: jangan lupakan mimpimu. Di saat kehebohan mendampingi anak mengejar cita-cita, mendukung suami mengejar cita-cita, tanyakan pada diri sendiri apa mimpimu? Mimpiku adalah bantu keluarga mengejar cita-cita. -______-
Ya nggak apa-apa juga sih, terserah aja. Tapi pasti punya hobi kan? Punya passion kan? Minimal bisa dengan bebas melakukan hobi dan passion. Melakukan hal yang disukai tanpa ada intervensi atau perasaan bersalah.
(Baca: Cita-cita Tertunda Kemudian Menyalahkan Anak?)
Jangan karena punya anak terus berhenti bermimpi dong. Ayolah, perempuan bisa mengubah dunia. Kita butuh lebih banyak perempuan berpengaruh untuk menyuarakan hak-hak kita. Untuk memperjuangkan cuti melahirkan minimal 6 bulan demi ASI eksklusif. Dan banyak lagi, ayo bangun dan pikirkan cita-citamu! :D
"When you (Willow) and Jaden was born, I had forgotten to take care of myself because you guys were my world, you guys were my everything, you still are. But I have forgotten how to do that. ...
And you always have to remember to take care of you first because when you stop taking care of you first and foremost, you get out the balance and you really forget how to take care of others."
Bagaimana kita bisa peduli pada orang jika kita tak peduli pada diri sendiri. Bagaimana bisa maksimal membahagiakan orang jika kita sendiri tidak bahagia? Hidup cuma sekali, janganlah mengorbankan kebahagiaan diri sendiri. Bisa kok bikin diri sendiri dan orang lain bahagia. :)
"And i think we've been taught that taking care of yourself is a problem. Being a mother, you completely sacrifice everything, every single things. ... You're a bad mother when you do things that make you happy. You'd better be home at every single moment! Don't you take others to take care those children of yours! That messaging drive everybody crazy you have right to be happy."
Nah ini. Banyak ibu-ibu yang merasa bersalah saat me time karena seharusnya mereka jaga anak. Jadi ibu itu full time job dan ninggalin anak 1-2 jam seminggu sekali nggak bikin kalian jadi ibu yang buruk. Karena semua hal itu butuh jeda. Manusia, ibu-ibu atau bukan, butuh pause untuk tetep waras.
Kalau kalian merasa calling kalian dalam hidup ini adalah full jaga anak dan bukannya kejar ambisi sebagai wanita karier, go ahead. Tapi bukan berarti semua orang harus seperti itu. Menjadi bahagia adalah hak semua orang. Kalau ada yang merasa bikin nggak bahagia, ayo berubah! Jangan sampai menyesal seumur hidup.
Dan yang sering saya bilang, saya paling nggak suka dengan kalimat "pengorbanan seorang ibu untuk anaknya". Apa yang dikorbankan? Ada gitu yang jadi korban?
Jada juga menambahkan, ketika tidak balance, ketika merasa masih ada yang dikorbankan, akan berlanjut pada tuntutan macam-macam pada anak. Semacam: "kamu kok gitu aja nggak mau sih? ibu udah begini begini begini loh demi kamu". WHOA, semoga itu tidak akan pernah terlontar dari mulut saya. Karena kebahagiaan kita bukan tanggung jawab orang lain apalagi anak, kebahagiaan kita adalah tanggung jawab kita.
(Baca: Ayo Jadi Agen Perubahan!)
Menjadi ibu terbaik, hanya bisa didefinisikan oleh kita sendiri. Jangan pernah biarkan orang lain yang menilai. Tugas kita hanyalah mendampingi anak sebaik mungkin, memberinya kasih sayang, dan perhatian. :)
"The more happy I'm, more fulfilled I'm, it works for the family. I have to be responsible enough to take care of me."
Sekian dan terima kasih. Video ada di bawah ini ya.
Eniwei di komentarnya ada yang bilang kurang lebih: "eyalah Jada enak ngomong gitu, lah dia kaya duitnya banyak. Ngomongin keseimbangan hidup juga lebih gampang karena hidupnya lebih gampang dibanding orang yang ga punya uang sebanyak dia."
Well, setuju ga setuju sih ya. Karena balik lagi nggak ada yang bisa menjamin hidup saya lebih bahagia kalau gaji saya 10 kali lipat dari sekarang. Mari berhenti menyalahkan uang dan keadaan. :)
-ast-
PILIH SUAMI YANG NGGAK BANYAK NGATUR TANPA ALASAN JELAS. Pilih suami yang memberi kita pilihan hidup, bukan saklek ini dan itu. <--- SETUJUUUU PAKE BANGET!!!!!
ReplyDeleteaku juga kayaknya gak bakal mau nikah juga kalau suami gak bisa kompromi, terlalu mengekang ini itu, hehehe
Bikin post soal me time me time itu donk,, aku kok gak apdet banget.. taunya lg heboh yg ustad2 itu.. haha
ReplyDeleteSetuju, yg soal pengorbanan.. beberapa kali baca post soal working mom/sahm yg menurutku pembelaan doank karena isinya, menjabarkan "pengorbanan" mereka tiap hari lalu ditutup dg "tapi kami ikhlas menjalani semua itu".. pret! Itu kaya orang bayar utang trus berulang kali bilang saya ikhlas ikhlas, itu kan emang kewajibanmu!
Aku lebih suka orang ky km (uhuk) yg "gw kerja/gak kerja karena gw pengen.. kebahagian gw ada di situ" gak banyak cincong, yg ujung2nya kaya nyalahin hidup yg dia pilih.. menurutku orang seperti itu yg belum bs membahagiakan dirinya sendiri.. *pagi2 curhat di post orang* XD
malaassss hahahaha bosen banget bahas me time me time bodo amatlah XD
Deleteberhenti menyalahkan uang dan keadaan dan berhenti menggantungkan diri dengan uang dan materi :D
ReplyDeleteSetiap org punya pilihan dlm hidupnya... apapun pilihannya jgn lupa untuk BAHAGIA.
ReplyDeleteSetuju ttg semua hal harus seimbang, selaras. Mba ir, seorg ibu rmh tangga yg full sama anak2. Tp ini bukan pengorbanan... ini memang yg dinginkan dan bahagia menjalaninya. Untuk ibu2 pekerja... selalu salut dan takjub sm mereka. Mamaku jg wanita karier... aku dibesarkan separuh oleh mama dan pembantu, tapi tetep bahagia. Krn ibu bekerja bkn berarti ibu yg buruk. Lanjutkan cha... ttp jd ibu muda yg keren dan bahagia , yess ;)
Eh tambahin akh... mba ir ibu RT tapi masih bisa melakukan byk hal yg disukai,,melakukan hobbi, trus bermimpi... dan BAHAGIA donk akhhh 😄😄
ReplyDeleteKe..ke...ke....KEREEEEENNN!!
ReplyDelete. Karena balik lagi nggak ada yang bisa menjamin hidup saya lebih bahagia kalau gaji saya 10 kali lipat dari sekarang. Mari berhenti menyalahkan uang dan keadaan. :) -
SUKA!
bukanbocahbiasa(dot)com
kayaknya tiap baca family talk sellau ngos ngosan..berasa akunya baca sambil teriak hahaha.
ReplyDeletelike this button mana yakk... :)
sama mba nurul aku bacanya ngos2an tapi seru hahhaa...
Deletekalau kalian bacanya sambil ngos-ngosan aku biasanya nulisnya sambil marah-marah hahahaha
DeleteAku udah bahagia belum ya? Hihihu...yang pasti suamiku juga bukan yg pengekang asal aku bisa kasih pengetian, lagi2 tentang komunikasi klo aku ;)
ReplyDeleteBahagia itu ketika anak sekolah. Hahaha. Me time banget deh. Itu bisa bikin nyantai.
ReplyDeleteWaktu nikah, aku gak pernah kebayang kehidupan per-mamah-an akan sedrama ini. Semua jadi debat, segala jadi war, segambreng hal jadi dilematis, apa-apa mendadak layak untuk diperbincangkan (silet banget sik xD). Dan mostly.. sebenernya gak penting-penting amat untuk diperdebatkan :))))
ReplyDeletedan warnya tuh seriusan gitu ya bukan cuma trolling di socmed. pusying aku kak. :|
DeleteHuaaaaa tarik nafas duluuu, Mbak AST pasti lagi esmosi nih saat ketik postingan ini...
ReplyDeleteAaahhh kereeeennn, Mbaaakk.
Yaaahh, apapun pilihannya, kembali lagi ke diri sendiri. Mau FTM or WM klo sepanjang menikmati peran itu pasti asyik2 ajaahh kan ya Mbak.. dunia ini kan panggung sandiwara #eehh. kali aja koaar2 pengen me-time padahal drama, biar kekinian :D
Dari pengalaman saja, manusia memang harus punya keyakinan. Ga bisa in between, ga ada yang benar atau ga ada yang salah. Kalau nggak merasa benar, buat apa seseorang menjalankan yang sekarang dijalankan kan.Bila selalu ada di grey area, yang ada dia akan selamanya terombang ambing kekiri kekanan, hidupnya ga tenang, gelisah..intinya orang harus menjalani hidup yang dia anggap benar...kalau kampanye soal cara hidup itu sah-sah saja..asal positif...
ReplyDeleteyang ga bener adalah oknum yang menghakimi, mengurusi teritori orang lain atau mendiskreditkan...:)