Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 2

Part 1 | Part 3

Jadi di Part 1, saya udah bahas tentang idealisme para anak muda belum punya anak tapi judgmental sama emak-emak beranak.

(Baca: Tentang Idealisme vs Kenyataan Saat Punya Bayi Part 1)

Nah di Part 2 ini, saya justru mau membahas hal-hal yang dulu kayanya AKAN DAN MAMPU dilakukan tapi kenyataannya bubar jalan. Maklumlah idealisme ibu hamil kan romantis yah. Punya bayi dalam perut yang ketemunya pun sulit karena harus nunggu jadwal dokter dulu sebulan sekali. Pas bagian USG eh kok ya gemesin banget sih mukanya ditutup terus sama tangan jadi susah lihat mukanya. Belum lagi ratusan tendangan yang mengingatkan saya akan segera jadi ibu sebentar lagi. :')

Pas bayinya lahir? BABY BLUES SEKETIKA. LOL

Here we go!

Idealisme: Nggak mau kasih dot karena kata konselor asi sejagat raya dot itu haram. BELI SOFT CUP FEEDER HARGANYA SETENGAH JUTA. Semangat bilang ke orang-orang plus nulis di blog kalau anak gue nanti nggak pake dot tapi akan pake soft cup feeder. Mengedukasi ibu di rumah bahwa dot itu bahaya bla bla bla, memberitahu daycare dan memastikan mereka mau kasih pake soft cup feeder. 

Kenyataan: Umur sebulan, Bebe coba minum pake soft cup feeder. ASIP dapet susah payah semaleman sampai subuh pumping, disembur-sembur. Kebanyakan tumpahnya dibanding ketelennya. Belum kalau laper banget jadi nggak sabaran sementara soft cup itu harus dipencet dulu biar susunya keluar. RIBET. Percayalah soft cup itu untuk anak kalem, dan itu jelas bukan Bebe. JEJELIN DOT AJAH. AMAN JAYA.

(Baca: Si Bebe milih dot aja pakai drama)

*

Idealisme: Kira-kira sebulan sampai tiga bulan akan pakai popok kain katanya biar bayinya nggak ngangkang. Lagian masa ih newborn dipakein pospak. KAN KASIHAN.

Kenyataan: Di minggu kedua udah nyerah cuci popok kain. Bukannya cuma nyucinya aja ya buibu, pakai popok kain artinya si Bebe kalau tidur akan kebangun karena popok basah. Bebe tidur = saya tidur. Bebe bangun = saya bangun. I NEED MORE SLEEP PLEASE. Welcome pospakkk! XD

*

Idealisme:  Pokoknya mau pakai box bayi biar langsung sleep training dan nggak kebiasa bobo sama emak bapaknya.

Kenyataan: Pas hamil cek box bayi KOK MAHAL YA? Maklum sini mah maunya Stokke yang adjustable itu loh. Dan semakin perut membesar, semakin juga posesip diri ini sama Bebe jadi nggak rela tidur kepisah. Pas lahir? Gimana caranya gue bangun 3-4 kali semalam terus harus bolak balik kasur-box bayi buat nenenin? Untung nggak beli box! LOL Semakin hari semakin nyamanlah dengan co-sleeping ini apalagi si Bebe semakin besar. Tinggal saya tidur dengan kaos diangkat, Bebe akan cari sendiri di mana puting berada. Goodbye sleepless night!

(Baca juga: Tips Bahagia dengan Cara Paling Sederhana)

*

Idealisme:  Dari bayi, emaknya (SAYA) konsisten ngomong sama anak bahasa Inggris, bapaknya bahasa sunda. belajar bahasa Indonesia di sekolah biar multilingual.

Kenyataan: BHAY! Boro-boro mikirin ngomong pake bahasa enggres, waktu Bebe baru lahir bisa survive nggak tidur siang aja udah bagus banget. :’))) Sekarang rencananya pengen mulai lagi ngomong pake bahasa Inggris. Tapi tapi tapi tapi tapi ... *menghilang*

*

Idealisme:  Kalau di mobil harus pake carseat. HARUS! Kan bahaya bla bla bla.

Kenyataan: Bebe selalu di carseat kok. KALAU SAYA NGGAK DI MOBIL. LOL. Alias pas dianter jemput JG dari dan ke daycare mah selalu di carseat. Tapi begitu jemput saya di kantor dan saya masuk mobil, jerit seketika minta digendong. Terus digendong? Iyalah kan kangen seharian nggak ketemu Bebe. *ALASAAANNN* XD

*

Idealisme:  No gula garam sampai setahun. Nggak ngemil cemilan yang mengandung gula garam. Saya nggak idealis harus semua homemade sih tapi minimal beli cemilan yang tanpa gulgar lah.

Kenyataan: Alhamdulillah mulai 6 bulan masih dikasih cemilan organik no gula garam. Kemudian pasrahlah di 8 bulan segala rupa dipakein keju karena bikin makan jadi lahap (keju mengandung kalsium pun kan #pembenaran). Di 9,5 bulan udah dikasih cemilan bergula produk lokal pula. YA GIMANA DONG CEMILAN ORGANIK LAMA-LAMA MAHAL YAH. XD

*

Idealisme:  Pokoknya harus ngobrol sama anak dengan kalimat positif. Hindari kata jangan!

Kenyataan: Kelamaan mikir kalimat positif malah si Bebe keburu melakukan hal yang harusnya dilarang. :))) Sekarang kami berdua baru sadar kalau kalimat negatif itu perlu. Karena nggak semua hal di dunia ini positif. Ada hal yang negatif dan terlarang dengan keras sehingga kata "jangan" itu masih dibutuhkan. Demikian.

*

Yang ini versi JG

Idealisme:  Nanti kalau Bebe lahir sok aja kamu main sama temen-temen kamu, aku gampang jagain Bebe. Nanti aku mau kemping pokoknya aku mau main Appa Eodiga sama Bebe (Appa Eodiga itu variety show Korea di mana ayah pergi sama anaknya ke desa).

Kenyataan: Baru mau mulai menjaga Bebe sendirian saat Bebe 8 bulan dan udah bisa main dengan benar. Sebelumnya rewel dengan: ATULAH PLIS ATULAH SAYANG AKU IKUT SAYANG AKU IKUT KAMU NGGAK USAH PERGI, KALAU BEBE EE GIMANA? XD

Kalian gimana? Banyak pasti kan idealisme yang bubar jalan? XD

-ast-