Hola!
Minggu lalu kami nggak nulis padahal udah rencana mau ganti si Sassy jadi Soleha dulu selama Ramadan. Ya kurangi bergunjing ya kan secara biasanya #SassyThursday yang diomongin artis-artis hahahaha
Topiknya lagi hot banget. Ibu warteg dan orang-orang yang sinis: "dih daripada buat ibu itu, mending disumbangkan buat A, mending dikasih buat B"
Baca punya Nahla di sini:
Buat saya, uang itu adalah rezekinya si ibu. Dan saya percaya, rezeki bisa datang dari mana saja. Baik atau buruk, halal atau tidak itu urusan si penerima rezeki dengan yang di atas.
Ya misal ada pejabat korupsi udah puluhan tahun, hidup mewah banget, ya itu tetep rezekinya dia. Cara menerima rezekinya baik atau buruk, urusan dia dengan yang di atas dan dengan para penegak hukum.
Kebetulan dia ketangkap KPK, ya masuk penjara. Nggak ketangkap, ya hidup foya-foya.
Jadi kalau ada yang bilang: "ngasih sedekah kok ke orang yang melanggar aturan!" atau "apa-apa kok diselesaikannya pakai uang!".
Terus kenapa? :))))
Kenapa mengatur-atur orang lain memberi sedekah pada siapa? Kenapa mempertanyakan sedekah yang diberikan orang lain? Sedekah itu beda sama infaq dan zakat. Lah senyum aja termasuk sedekah kan.
Sedekah itu urusan orang yang memberi sedekah mau diberikan pada siapa. Lucu aja buat saya, meributkan orang yang memberi uang pada orang lain. Menyindir orang yang memberi uang pada orang lain.
Oke memang si ibu salah ya melanggar perda. Tapi secara ekonomi juga memang nggak mampu kok. Wajar kok dikasih uang. Kalau tiba-tiba yang diberi uang adalah tersangka korupsi dengan aset triliunan, ya baru dipertanyakan.
Semakin heboh ketika si ibu semacam "nagih" lagi kan ke mana uang yang didonasikan untuk dia. Jujur banget si ibu, mungkin karena memang butuh uangnya. Dia bilang ingin bagikan untuk keluarga di kampung, kebayang nggak sih selama ini nggak bisa berbagi sama keluarga terus jadi bisa ngasih.
Lagian urusan uangnya dipake buat apa, bukan urusan kita lagi. Lah gimana dong kita kan nggak perlu urusin hidup orang 100%. Ojek payung yang ramah baik hati itu bisa aja tau-tau pake uang kita untuk ngelem, padahal kita kasih lebih karena kasihan. Atau tukang ojek yang kita kasih tips ternyata pakai uangnya untuk ke tempat prostitusi, kita nggak bisa lagi atur kan. Itu sudah uang dia, sudah rezekinya dia.
Dari sisi penyumbang, orang punya hak untuk memilih pada siapa mereka mendonasikan uang yang mereka punya. Pada si ibu warteg, pada charity di kitabisa.com yang lain, pada kakek tukang mainan di pinggir jalan.
Bebas. Kalau kalian memilih tidak berdonasi untuk si ibu dan bersedekah di jalan lain juga terserah. Tapi kalau kalian menyindir dan menertawakan orang yang menyisihkan uangnya untuk si ibu, kalianlah yang lucu because it's none of your business.
Hati setiap orang terketuk dengan hal yang berbeda. Bahkan orang terkaya pun kalau hatinya tidak tergerak, uangnya mungkin utuh tidak pernah bersedekah untuk siapapun.
And not related to ibu warteg but this one is worth to share. The most logical explanation:
Sampai jumpa minggu depan!
PS: Gue nggak nyumbang buat si ibu jadi postingan ini bukan pembelaan diri. :)
-ast-
Not your fvckin' problem yeariteee?
ReplyDeletei REALLY want to write that way tapi menghormati yang sedang berpuasa *lagi mens*
Deletemalesin banget emang makin ke sini orang makin ngebandingin isu ibu saeni dgn hal-hal diluar konteks, macam meme itu. saya sampe bikin playlist sendiri di blog, isinya lagu2 yg menghibur hati yang pedih keiris2 (watir, kalo kata orang sunda mah) baca kebodohan banyak orang ituh....
ReplyDeleteaku lelaaaah
ReplyDeleteKurang piknik yang komen ngurusin gitu chaaa.. :))
ReplyDeletenyimak
ReplyDeleteLebih baik berkaca diri. Sdh sedekah belum saya hari ini? Orang lain mau gimana2 ya biarin aja. Hanya Tuhan kan yg berhak menilainya
ReplyDeleteKeren banget blog barunya mba :D pinky dan colorfull jadi pengen dibuatin header lagi Hehehe ngelunjak
ReplyDeleteAku suka template barunyaaaaa. clean and warna-warniiiii. dan setuju juga sama kak Cha, niat baik kita itu sesungguhnya urusannya sama Allah sih.. Kecuali si penyumbang minta namanya ditempel gede-gede di warungnya bu warteg iniihh. Hihi.
ReplyDeleteSuka sebel sama yang doyan komen di luar konteks. Parahnya lagi kalo nyinyir sama yang sedekah, dianya malah samsek ga sedekah :v
ReplyDelete