perfect quote *sigh* |
Beberapa hari yang lalu saya membaca curhat seorang ibu di group ibu-ibu. Ia katanya sedih karena kehilangan kontrol sampai melarang anaknya dengan kata "jangan". Sepanjang hidup si anak yang mau berusia 2 tahun, anak itu tidak pernah dilarang dengan kata "jangan". Ini yang pertama.
WHOA.
Saya bengong aja bacanya lol. Kemungkinannya dua:
1. Ibunya luar biasa sabar sampai bisa menahan diri tidak melarang anaknya sekali pun selama hampir 2 tahun.
2. Anaknya luar biasa kalem sampai yaaa sedikit banget melakukan hal-hal yang memicu adrenalin jadi yaaaa, nggak pernah keluar tuh kata "jangan". :)
*
Waktu hamil, saya dan JG kenyang dengan artikel parenting tentang ini. Kami pun sepakat akan jadi orangtua positif yang tidak menggunakan kata jangan. Yang akan selalu menegur Bebe dengan kalimat positif atau mengalihkannya ke hal lain.
Misal:
Negatif: "Jangan lari nanti jatuh!"
Positif: "Jalan pelan-pelan aja ya Be." *kemudian Bebe jalan pelan-pelan
Negatif: "Jangan dekat kompor Be!"
Positif: "Main sini yuk, itu ada kompor" *sambil menggiring Bebe
TEORINYA BEGITU.
Sampai Bebe usia 8 bulanan (baru bisa merangkak), saya udah hilang kontrol (kalau pakai bahasa si ibu itu) dan mulai banyak bilang jangan #fail. JG masih tahan, JG masih selalu berusaha mencari kalimat positif dari larangan-larangan negatif. Tapi kadang, kalimat positif belum ketemu, eh udah kejadian duluan dilakuin Bebe. Atau Bebe udah terlanjur jatuh, atau terlanjur kejedug. KAN KESEL.
Dan kenyataannya semakin hari ternyata si Bebe levelnya bukan hanya lari-lari tetapi juga memanjat apapun yang bisa dipanjat. Termasuk manjat kuda-kudaan. YES, rocking horse, kuda-kudaan yang goyang-goyang itu dia naiknya SAMBIL BERDIRI. Nggak ada takut-takutnya ini anak.
Terus ngobrol-ngobrol lah sama gurunya Bebe di sekolah. Gurunya ini kuliahnya pendidikan usia dini (PAUD/TK). Dia setuju, bahwa anak harus tahu kata "jangan" karena ini berkaitan erat dengan pandangannya terhadap lingkungan sekitar. Ada lingkungan baik, ada lingkungan buruk.
Khawatirnya, ketika dia tidak tahu kalau yang dia lakukan itu buruk, dia akan menganggap semua hal itu baik dan tidak belajar dari hal-hal buruk. *duh gimana sih pusing sendiri gue*
Ya misal dia mencet dispenser air panas. Harus diberitahu dengan "ini panas, jangan dimainkan".
Kalau dibilangnya "ini panas, main yang lain yuk". Anak tidak belajar kalau panas itu bukan untuk dimainkan dan bisa menyakitinya. Gitu deh.
So far ini berhasil. Bebe pernah mau pegang magiccom. Luarnya agak panas kan (panas tapi masih bisa dipegang). Saya bilang "Jangan dipegang, ini panas", terus saya pegangkan tangannya ke magiccom. Dia nyengir. Setelah itu, dia nggak lagi mau pegang magiccom. Sekarang dia tahu dan bilang "nanas nanas" (panas panas).
Apalagi kalau kaitannya dengan agama, banyak hal-hal yang jelas dilarang dengan "jangan". Ketika kita memberitahu sebaliknya, anak tidak belajar kalau beberapa hal memang JANGAN dilakukan.
Cuma cara menyampaikannya aja yang harus diperhatikan dan tetap berikan pilihan untuk mengalihkan perhatian. Misal "Bebe jangan puter-puter ya nanti pusing" kemudian tangkap Bebe dan lakukan hal lain.
Yang nggak itu menurut saya kalau ngomongnya pake capslock "BEBE! JANGAN MUTER-MUTER DONG NANTI PUSING!" tapi ngomong doang gitu anaknya nggak dikasih tahu kalau nggak muter-muter ngapain ya?
Kata "jangan" membuat anak tidak punya pilihan dan menghambat kreativitas? Ah enggak ah. Pilihan kan tetap bisa diberikan meskipun dengan kata jangan. "Jangan main pisau yuk, main air aja" *ekstrem* BISA KAANNNN. Dan kreativitas mah soal kemauan aja ya kan ibu-ibu. Ibunya mau nggak kasih anak mainan-mainan kreatif dan edukatif? :)
Demikiaaannn. Diskusi yuk ah, masih banyak banget nih peernya huhuhu
-ast-
Aku lebih ke "tidak boleh", kayak tidak boleh gigit puting, tidak boleh dilempar, tapi kadang aku biarin Mabi kejedot sih biar tau rasa pahitnya kehidupan (???!!!!!)
ReplyDeleteaku ga pilih-pilih sih anaknya. ya seingetnya aja kadang 'tidak boleh kadang 'tidak' doang kadang 'jangan'. tapi yang jelas yaaaa, nggak semuanya positip gitu..
DeleteAnak itu kalau dibilang JANGAN serasa diperbolehkan, :D dulu aku sih waktu Marwah kecil biasanya bilang , Daripada kamu main itu mendingan main yang lain, hehe soalnya ketika aku bilang JANGAN maka Marwah penasaran dan malah dilakukan :D , anak - anak emang bodor
ReplyDeleteSaya sih ga pernah bilang jangan. Tapi, bilangnya NO!!! *sok Inggris* *padahal sama aja* HAHAHAHA :p
ReplyDeleteKalimat larangan paling sering dan SETIAP HARI diomongin adalaah... "Sekar, NO! Ini bukan makanan, bukan untuk dimakan!" Ya gimana atuh udah 12 bulan tapi fase oral nya ga ilang-ilang, semua benda dimasukin mulut -________-"
Mau kata Jangan, Tidak boleh, No, semua intinya kan larangan ya. Dan kok kalau buat saya dan suami kayaknya ga mungkin (susaahh banget) ga keluar kata2 di atas, khususnya yg hubungannya sama keselamatan anak. Hebaaattttt bangett lah si ibu di grupnya Icha sampe 2 taun ga ngomong kata larangan.
saya nyoba nerapin itu ke ponakan susah bangetttt mbak... kata 'jangan' selalu berloncatan dari mulut saya. Ahahaha
ReplyDeletesayanya suka keceplosan dan nadanya nggak karuan huhuu T_T terus setelah dyandra sekolah, gurunya sering beling dengan kata "maaf". terus sayanya bilang "mohon maaf kakak, tidak boleh pegang pisau ya. ini tajam, nanti kalau kena tangan berdarah loo,,," tapi kadang ketika sponta dan jarak agak jauh, si kakak mau pegang tuh colokan listrik,, ya saya terus teriak "JANGAN ,,,, Jangan,,, stop kakak,, nggak boleh main listrik ya,, gitu ,, hehe
ReplyDeleteKlo aku ke Harsya ketika melarang dengan bilang "jangan", "tidak boleh", "tidak baik" "no" ya dengan alesannya kenapa hal itu dilarang dan kalau maksa tetep dilakuin ya dia akan ngerasain resikonya (selama resikonya masih aman2 aja). Tapi ya gitu jangan ujug2 bilang "jangan main kompor ya" padahal dia baru aja masuk dapur karena klo gitu sih namanya ngingetin Harsya buat main kompor :D :D :D
ReplyDeleteAti ati main garpunya, nanti nyolok ke mata ibu. kemudian ibunya dicolok. Terima kasih idenya ibu...hihihiihih
Deletehahaha aku kayaknya jarang banget pakek kata2 " JANGAN " tapi yang terlontar "ngak boleh" "ngak baik" tapi langsung nurut sih :D walau kadang dia iseng pengen pegang atau perilakunya masih begitu juga :D
ReplyDeletehaha iya dulu pas awal2 baru punya anak mah rasa nya mau idealis praktekin "never say 'jangan' " ke Rayhan tapi kenyataan nya mah bubar jalaann. yasudahlah dulu juga ibu nya Rayhan (baca:saya) tumbuh dengan kata "jangan" dari orangtua kok dan baek2 ajaaa..lagian di Al-Quran banyak banget kok kata "janganlah" wkwkwkwk
ReplyDeleteTergantung situasinya juga sih mba, saat kata-kata "gak boleh" dan kata-kata positif lainnya udah gak mempan, baru deh kata jangan meluncur, hehe
ReplyDeleteaku sih heh, jangan, g boleh, woyyyy, raffi keluar semua xD :v
ReplyDeletejadi lebih baik aku antisipasi sebelum dia ngelakuin yang aku larang itu..misalnya aku tutup pintu atau nyimpen barang2 yang g boleh raffi pegang...
ibu sabar kayak ditipi ya cuma ditipi... eh nggak juga ya..itu ada sampe 2 tahun g pernah marahi :v *tepuk tangan
Dooohhh....udh bingung mau komentar apah, udah lama banget mneinggalkan urusan beginian... LOH ? :)))) anak-anak udh bisa di ajak diskusi, horayyy....dulu jangan dan tidak boleh di pake dua2nya kayanya :p
ReplyDeleteKata 'jangan' banyak versi penjelasan. tapi Kalo pun digunakan, kata 'jangan' memang tidak pakai capslock (ini emosi org tua sj, efeknya ke anak gak mengakar), setelah itu, saya setuju untuk menjelaskan , kenapa? atau apa dasarnya gak boleh? anak kan ilmiah
ReplyDelete